Presidensi G20 Indonesia Tingkatkan Konsumsi Domestik Dalam Negeri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia akan menjadi tuan rumah Presidensi G20 pada 2022. Agenda utamanya adalah pemulihan ekonomi bersama guna mewujudkan tata kelola ekonomi dunia yang lebih kuat, lebih inklusif, dan berkelanjutan. Lalu apa keuntungan konkretnya bagi Indonesia?

Tema G20 tahun depan adalah Recover Together Recover Stronger. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, berpeluang untuk ikut menentukan arah rancangan kebijakan pemulihan ekonomi global.

Tidak hanya itu, pertemuan tersebut juga akan membahas isu iklim, kebijakan perpajakan global, dan inklusi keuangan. Di antara agenda prioritas pada sektor keuangan yang diusulkan oleh Indonesia akan fokus pada penanganan isu-isu global terkini seperti exit policy.

“Yang akan sering dibahas di sini adalah ketika negara-negara khususnya G20 yang semuanya menjalankan kebijakan fiskal dan moneter yang luar biasa akan menentukan kapan mulai melakukan exit policy. Yakni mengurangi intervensi kebijakan makro luar biasa yang sudah pasti unsustainable, bertahap dan terkoordinasi. ,” kata Sri Mulyani.

Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia juga berpeluang meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, konsumsi domestik dalam negeri akan meningkat hingga Rp 1,7 triliun.

Selain itu, penyelenggaraan Presidensi G20 juga berpotensi menambah PDB yang diperkirakan mencapai Rp 7,47 triliun, serta dapat melibatkan tenaga kerja sekitar 33.000 pekerja di berbagai sektor industri.

Indonesia juga akan menjadi Chairmanship ASEAN pada 2023 mendatang.

“Secara ekonomi, hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Airlangga dalam siaran pers, Minggu (19/12/2021).

Bukan hanya memberi keuntungan bagi pemulihan ekonomi nasional, Airlangga menyampaikan bahwa dalam Presidensi G20 ini, Indonesia berperan penting menjembatani keberagaman yang ada dalam Forum G20.

“Indonesia dan masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan, bersifat inklusif dan langkah-langkah yang konkret di luar narasi-narasi politik,” lanjutnya.

Indonesia pun diharapkan akan mampu melahirkan terobosan baru, termasuk di sektor transisi energi bagi semua negara dengan mempromosikan adopsi teknologi yang terjangkau, mekanisme pembiayaan bersama dan prioritas transisi energi yang berkelanjutan.

“Dalam upaya ini, kita akan melibatkan peran serta ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Think 20 dan Science 20 yang ini diharapkan bisa memberikan kontribusi ketiga bidang tersebut juga transisi energi,” katanya.

Airlangga juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus mengharapkan masukan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pakar dan akademisi untuk memaksimalkan manfaat Presidensi G20 Indonesia sehingga dapat membantu pemulihan bersama.

Reporter: Sheila Permatasari

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini