Oleh: Sahroni Anzar *)
Pemerintahan Prabowo-Gibran melangkah dengan penuh tekad untuk memastikan bahwa masa depan Indonesia terbebas dari bayang-bayang narkoba yang mengancam generasi muda. Di tengah maraknya penyalahgunaan narkoba yang menjangkiti remaja di seluruh penjuru negeri, komitmen ini menjadi sebuah harapan bagi jutaan keluarga yang mendambakan lingkungan sehat bagi anak-anak mereka. Tidak hanya sebagai upaya penegakan hukum, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial, pemerintah menggencarkan berbagai program pencegahan dan pemberdayaan, agar setiap generasi muda memiliki benteng kuat melawan pengaruh buruk narkoba. Melalui kebijakan yang terstruktur, mulai dari peningkatan peran keluarga hingga pengawasan komunitas, pemerintah berupaya membentengi masa depan bangsa dari ancaman ini.
Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) KomjenPol. Marthinus Hukom baru-baru ini, sekitar 312 ribu remaja Indonesia terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Angka yang mencengangkan ini memberikan gambaran tentang urgensi permasalahan ini, terutama dengan faktor utama yang melatarbelakangi penggunaan narkoba di kalangan remaja, yaitu keingintahuan dan pengaruh teman sebaya.
Pemerintahan Prabowo-Gibran berupaya untuk mengatasi permasalahan ini melalui pendekatan komprehensif, mencakup pembinaan lingkungan dan keluarga sebagai garis pertahanan pertama. Pemerintah mendukung penuh program Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar) yang diinisiasi oleh BNN, bertujuan untuk menjadikan desa-desa di seluruh Indonesia sebagai kawasan yang aman dari narkoba. Program ini mencakup penguatan peran keluarga dan komunitas lokal agar dapat memberikan pengawasan dan dukungan lebih efektif bagi remaja. Pemerintah menekankan pentingnya lingkungan yang sehat dan positif bagi generasi muda sebagai upaya untuk menjauhkan mereka dari narkoba.
Di sisi lain, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, menyatakan bahwa selain narkoba, kebiasaan merokok juga perlu ditekan karena menjadi salah satu pintu masuk penyalahgunaan zat adiktif lain. Pemerintah menggalakkan penurunan angka prevalensi rokok sebagai langkah preventif, terutama melalui program dan forum seperti Forum Nasional Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) 2024. KIPAN berfokus pada peningkatan kapasitas kader-kader pemuda yang memiliki peran strategis dalam mengajak teman sebaya untuk menjauhi narkoba dan rokok. Pemerintah berharap pemuda Indonesia dapat menjadi ujung tombak perubahan sosial dengan mengedukasi dan memengaruhi lingkungan sekitar untuk hidup sehat.
Pemerintah memahami bahwa pengaruh narkoba dapat sangat menghancurkan, bukan hanya bagi individu, namun juga untuk masa depan bangsa secara keseluruhan. Komitmen ini terlihat dari berbagai kebijakan yang diambil, termasuk dalam perencanaan dan penguatan kebijakan lintas sektoral untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Pemerintah juga menyoroti dampak sosial dan ekonomi akibat penggunaan narkoba, yang kerap menyebabkan hilangnya produktivitas dan menambah beban sosial. Untuk itu, program pencegahan ini tidak hanya berbicara soal individu, tetapi juga tentang perbaikan struktur masyarakat yang lebih sehat dan terjaga dari bahaya narkoba.
Dalam konteks lebih luas, koordinasi antarinstansi semakin diperkuat untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks dalam pemberantasan narkoba. Koordinator Pidum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Evelin Nur Agusta, SH., MH, dalam acara Rapat Koordinasi Sistem Peradilan Pidana, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga, termasuk kejaksaan, kepolisian, dan lembaga pemasyarakatan, untuk memerangi narkoba secara efektif. Upaya ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang rentan.
Selain itu, upaya pemerintah tidak hanya terbatas pada pemberantasan, tetapi juga melibatkan aspek pencegahan. Komitmen ini mencakup penyuluhan, pendidikan, dan pelibatan pemuda sebagai agen perubahan dalam kampanye anti-narkoba. Pemerintah menilai bahwa pendidikan dan penyuluhan di usia dini sangat penting untuk membentuk kesadaran generasi muda tentang bahaya narkoba. Di sinilah peran keluarga, sekolah, dan lembaga agama menjadi sangat vital untuk memberikan pemahaman dan nilai-nilai yang menjauhkan mereka dari godaan untuk mencoba narkoba.
Pemerintah, melalui kolaborasi dengan BNN dan lembaga terkait lainnya, berupaya memastikan bahwa generasi muda memiliki informasi yang memadai tentang risiko narkoba. Mereka disadarkan bahwa sekali terjerat dalam penyalahgunaan narkoba, akan sangat sulit bagi seseorang untuk lepas dari kecanduan yang berbahaya tersebut. Pemerintah juga memberikan dukungan rehabilitasi bagi pengguna narkoba, karena memahami bahwa penyelamatan tidak hanya terhenti pada pencegahan, tetapi juga pada penanganan kasus-kasus yang sudah ada.
Dengan berbagai upaya strategis ini, pemerintahan Prabowo-Gibran berharap dapat membangun generasi muda yang sehat, bebas narkoba, dan berdaya saing tinggi. Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan agenda ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda itu sendiri. Setiap individu dan keluarga diharapkan memiliki peran aktif dalam mengawasi dan mendampingi generasi muda agar tidak jatuh dalam jeratan narkoba.
Ke depannya, pemerintah juga akan terus mengembangkan program-program yang inovatif dan menyasar generasi muda agar mereka tidak hanya menjauhi narkoba, tetapi juga menjadi pelopor untuk membangun lingkungan yang positif dan sehat. Dengan komitmen yang konsisten dan kuat, pemerintah optimis bahwa Indonesia bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan generasi muda yang unggul, produktif, dan bebas dari ancaman narkoba.
*) Pengamat Sosial dari Muda Karya Research Center