Oleh : Ferri Diputra )*
Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam menjalankan program makan bergizi gratis (MBG) guna memastikan manfaatnya tepat sasaran. Program ini diinisiasi sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan bagi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya yang membutuhkan asupan gizi seimbang.
Sejak diluncurkan, program MBG telah menjangkau ribuan sekolah dan berbagai komunitas di seluruh Indonesia. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kementerian terkait, pemerintah daerah, serta organisasi masyarakat, pemerintah berupaya memastikan bahwa setiap penerima mendapatkan manfaat secara merata dan berkualitas. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan efektivitasnya, pemerintah melakukan berbagai langkah strategis, salah satunya adalah memperketat pengawasan dalam distribusi makanan. Sistem pemantauan berbasis teknologi telah diterapkan untuk memastikan tidak ada penyelewengan dalam penyaluran bantuan. Selain itu, evaluasi berkala terus dilakukan guna menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan di lapangan. Pemerintah juga bekerja sama dengan akademisi dan ahli gizi untuk menyusun menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi masyarakat.
Plt Deputi III Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Nunung Nuryantono mengatakan program MBG menjadi salah satu prioritas nasional dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kecerdasan generasi mendatang. Program ini tidak hanya memberikan makanan secara cuma-cuma, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik.
Kesuksesan program makan bergizi gratis tidak lepas dari dukungan berbagai sektor, termasuk swasta dan komunitas lokal. Beberapa perusahaan turut berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dengan menyediakan bahan makanan bergizi dan fasilitas pendukung.
Selain itu, tenaga pendidik dan orang tua memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak mendapatkan manfaat dari program ini. Sosialisasi terkait pola makan sehat dan pentingnya gizi seimbang juga terus digencarkan agar kesadaran masyarakat semakin meningkat.
Di beberapa daerah, program ini telah menunjukkan hasil yang positif dengan meningkatnya partisipasi siswa di sekolah serta berkurangnya angka anak-anak dengan kekurangan gizi. Para orang tua juga melaporkan adanya perubahan positif dalam kebiasaan makan anak-anak mereka sejak program ini diterapkan.
Di masa mendatang, pemerintah berencana memperluas cakupan program dengan menambah jumlah penerima manfaat serta meningkatkan kualitas makanan yang diberikan. Langkah ini dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan petani lokal agar bahan makanan yang digunakan dalam program ini lebih segar dan berkualitas tinggi. Dengan melibatkan petani lokal, program ini juga berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah pedesaan.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan program MBG akan memberikan kontribusi ke Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,7 persen. Pihaknya menjelaskan, program ini akan membutuhkan sekitar 185.000 pekerja serta berpotensi mengurangi kemiskinan sebanyak 0,19 persen. Pada pelaksanaan MBG di Januari 2025 misalnya, terdapat 220 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melaksanakan program ini. Setiap SPPG bertanggung jawab menyediakan makanan untuk 3.000 penerima manfaat. Jika ditotal, terdapat 589.902 penerimaan manfaat yang berasal dari pelajar, ibu hamil, dan balita pada pelaksanaan Januari 2025 lalu.
Kemudian pada Desember 2025 mendatang, akan menambah SPPG hingga mencapai 5.000 SPPG dan jumlah penerima manfaat yang ditangani pun bertambah menjadi 4.000 penerima manfaat. Dengan anggaran makan bergizi gratis 2025 yang sebesar Rp 71 triliun, ditargetkan program ini bisa memberikan makan kepada 15,5 juta pelajar dan 2,4 juta ibu hamil dan balita.
Sementara itu, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman menyiapkan tiga skema untuk membuat UMKM bisa terlibat dalam program MBG secara berkelanjutan. Pihaknya mengungkap, tiga skema itu disiapkan karena program MBG memiliki efek pengganda yang luar biasa bagi perekonomian nasional. Terutama dalam mendorong pertumbuhan UMKM di sektor pangan dan makanan.
Dengan adanya program ini, di setiap desa akan terjadi perputaran ekonomi, yang akan menggerakkan roda ekonomi di seluruh Indonesia. Sektor UMKM menjadi pihak yang paling diuntungkan dari program ini. Semua aspek baik dari hulu hingga hilir akan terbentuk eksosistem usaha pangan. Dengan adanya pergerakan ekonomi dan peluang usaha baru, Indonesia sedang membangun ekosistem usaha baru di sektor pangan. Hampir semua aspek dalam rantai pasok program ini melibatkan UMKM, baik dari hulu hingga hilir.
Tiga skema yang disiapkan Kementerian UMKM adalah memperkuat manajemen dan kualitas produksi bagi pengusaha UMKM yang terlibat MBG. Pihaknya akan terus mengawasi dan mengevaluasi UMKM, untuk menjaga dari sisi keorganisasian dan manajemen operasional para pelaku usaha yang terlibat.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat semakin efektif dalam membantu masyarakat serta menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif. Pemerintah juga berharap agar program ini menjadi model bagi negara lain yang menghadapi permasalahan serupa dalam meningkatkan gizi masyarakat.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program ini diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selain itu, keberlanjutan program ini akan terus dievaluasi agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang, sehingga mampu menciptakan generasi yang lebih kuat, cerdas, dan berkualitas.
)* Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana yang tinggal di Jakarta