Oleh : Ricky Rinaldi
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan keseriusannyadalam memberikan pelayanan optimal kepada jamaah haji Indonesia, terutama kepada merekayang tergolong rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas. Pada musim haji tahun ini, berbagai langkah konkret diambil untuk memastikan seluruh jamaah dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman, dan penuh kekhusyukan. Salah satu langkah utama yang ditempuh adalahdengan menurunkan ratusan petugas terlatih yang secara khusus ditugaskan untuk mendampingijamaah lansia dan penyandang disabilitas selama puncak pelaksanaan ibadah haji.
Sebanyak 183 petugas khusus disiapkan dengan penuh pertimbangan dan pelatihan untukmemberikan pendampingan kepada jamaah dengan kebutuhan khusus. Mereka akan bekerja di berbagai titik strategis, terutama pada saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang dikenal sebagai tahapan paling melelahkan dan padat dalam rangkaian ibadah haji. Petugas initak hanya ditugaskan membantu mobilitas fisik, tetapi juga diharapkan mampu memberikandukungan emosional dan spiritual agar para jamaah yang didampingi tetap dapat menjalankanibadah dengan baik meski menghadapi keterbatasan fisik.
Kehadiran para petugas ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kelompokrentan. Dalam kondisi cuaca yang panas dan lingkungan yang padat seperti di Tanah Suci, para lansia dan penyandang disabilitas memang memerlukan dukungan ekstra. Pemerintah memahamibetul bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual, tetapi juga perjalanan spiritual yang sangat dinantidan penuh harapan bagi umat Islam. Karena itu, upaya maksimal dilakukan agar tidak adajamaah yang merasa tertinggal atau mengalami kesulitan yang tidak tertangani.
Para petugas pendamping dipilih secara selektif dan diberikan pelatihan menyeluruh. Merekadilatih untuk mampu mengelola situasi darurat, memahami kebutuhan khusus jamaah lansia, serta memberikan bantuan dalam berbagai kondisi. Misalnya, ketika jamaah membutuhkan kursiroda, pertolongan pertama, atau sekadar dukungan moral karena kelelahan, para petugas inidiharapkan hadir dengan sigap dan penuh empati. Pendekatan pelayanan yang humanis inimenjadi salah satu kunci utama agar ibadah haji dapat berjalan lancar dan memberikanpengalaman spiritual yang berkesan bagi semua jamaah.
Di sisi lain, Kemenag juga mengaktifkan tim pengawas layanan haji yang bertugas memantaupelaksanaan layanan di lapangan, khususnya layanan yang diberikan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Tim pengawas ini disebar di sejumlah titik vital, termasuk bandara-bandaradi Arab Saudi yang menjadi gerbang masuk jamaah ke Tanah Suci. Langkah ini penting untukmemastikan bahwa seluruh rangkaian layanan, mulai dari kedatangan hingga keberangkatankembali ke Indonesia, berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Pengawasan ini bukan semata untuk menilai kinerja PIHK, tetapi juga untuk menjamin hakjamaah agar mendapatkan layanan yang pantas sesuai regulasi dan nilai-nilai pelayanan publik. Hal ini mencerminkan kesungguhan Kemenag untuk tidak hanya menyediakan layanan, tetapijuga memastikan bahwa layanan tersebut diberikan dengan kualitas terbaik. Dalam pelaksanaannya, tim pengawas ini bekerja sama dengan berbagai pihak, baik otoritas Arab Saudi maupun penyelenggara layanan haji dari sektor swasta, guna membangun sinergi yang efektifdemi kepentingan jamaah.
Kepala Daerah Kerja Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir, menyampaikan bahwa pihaknyaberkomitmen penuh untuk menjaga kualitas pelayanan sejak titik pertama kedatangan jamaah di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. Menurutnya, pelayanan yang baik sejak awalakan menciptakan suasana hati yang positif bagi jamaah, yang pada akhirnya berdampaklangsung pada kelancaran dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah. Ia menegaskan bahwaseluruh jamaah harus mendapatkan pelayanan yang adil dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tanpa memandang apakah mereka tergabung dalam haji reguler maupun haji khusus.
Dukungan juga datang dari pihak penyelenggara haji khusus. Ketua Umum SerikatPenyelenggara Umrah dan Haji Khusus (SAPUHI), Syam Resfiadi, menyatakan bahwa PIHK tetap berupaya memberikan layanan yang profesional dan solutif, meskipun berbagai tantanganoperasional di lapangan kerap kali muncul. Ia menekankan bahwa kepuasan jamaah merupakanprioritas utama yang tak boleh diabaikan. Dalam penyelenggaraan haji yang kompleks sepertiini, menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan penyelenggara swasta sangat dibutuhkanuntuk memastikan setiap aspek pelayanan berjalan dengan baik.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah ini menandai pendekatan baru dalampenyelenggaraan ibadah haji yang lebih berorientasi pada kualitas layanan dan perlindunganterhadap kelompok rentan. Pemerintah tidak hanya fokus pada logistik dan kuota, tetapi juga memikirkan secara serius tentang aspek kemanusiaan dan kebutuhan personal jamaah. Ini mencerminkan pemahaman bahwa ibadah haji adalah momen puncak spiritual umat Islam yang harus diiringi dengan pelayanan terbaik.
Melalui distribusi petugas khusus, pengawasan layanan, dan sinergi dengan PIHK, pemerintahberharap seluruh jamaah haji Indonesia, baik reguler maupun khusus, dapat menjalankanibadahnya dengan lancar dan pulang ke tanah air dengan pengalaman rohani yang dalam. Perhatian besar terhadap lansia dan disabilitas juga diharapkan menjadi standar baru dalampelayanan ibadah haji di masa depan, sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk menjadinegara pelayan jamaah haji yang unggul dan berkelas dunia.
Dengan semangat gotong royong dan keikhlasan melayani, para petugas haji yang dikerahkanbukan hanya menjalankan tugas administratif, tetapi juga membawa misi kemanusiaan. Merekahadir bukan sebagai pekerja semata, melainkan sebagai bagian dari perjalanan spiritual para jamaah. Oleh karena itu, apresiasi patut diberikan kepada seluruh petugas dan pihak yang terlibat, yang telah memberikan dedikasi terbaik bagi kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Ke depan, peningkatan kualitas layanan ini diharapkan terus berlanjut sebagai wujudnyata negara hadir dalam setiap langkah ibadah umatnya.
*)Pengamat Kebijakan Publik – Sentra Kesejahteraan Nasional