Oleh : Timotius Gobay )*
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan gizi di Papua melalui berbagai kebijakan strategis. Langkah ini dilakukan guna memastikan bahwa seluruh anak di Indonesia, termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), memperoleh pendidikan yang berkualitas dan kebutuhan gizi yang memadai.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya pemerataan akses pendidikan yang layak bagi seluruh peserta didik. Ia menekankan bahwa setiap anak Indonesia harus mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Pemerintah tidak ingin lagi melihat sekolah-sekolah dengan kondisi bangunan tidak layak dan fasilitas minim.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah saat ini memprioritaskan tiga aspek utama dalam pendidikan, yakni pembangunan infrastruktur sekolah, peningkatan kesejahteraan serta kualitas guru, dan penguatan pendidikan karakter.
Dalam aspek pembelajaran, pendekatan deep learning juga mulai diterapkan untuk mendorong siswa memahami materi secara lebih mendalam. Pemerintah juga merancang kebijakan senam otak setelah istirahat makan siang guna menjaga energi dan fokus siswa. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan siswa dapat lebih kritis, kreatif, dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
Selain pendidikan formal, pemerintah juga berkomitmen dalam mendukung program beasiswa bagi siswa Papua dan daerah 3T yakni tertinggal, terdepan, dan terluar. Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) menjadi salah satu solusi dalam pemerataan akses pendidikan. Program ini memberikan kesempatan bagi siswa Papua untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik di berbagai sekolah dan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.
Meski demikian, program ini masih menghadapi tantangan di lapangan. Senator Papua Barat, Dr. Filep Wamafma, mengusulkan agar program ini terus diperbaiki agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, ia juga menyoroti perlunya peningkatan infrastruktur dasar pendidikan, seperti listrik, internet, laboratorium, dan perpustakaan, khususnya di daerah pedalaman Papua.
Upaya lain yang diusulkan adalah pembentukan Relawan Pendidikan sebagai solusi terhadap kurangnya tenaga pengajar di Papua. Relawan ini diharapkan bisa menjadi penggerak pendidikan di daerah terpencil dengan melibatkan lulusan sarjana dari berbagai jurusan. Menteri Pendidikan menyambut baik gagasan ini dan diharapkan dapat segera diimplementasikan.
Di sisi lain, keterlibatan sektor swasta juga menjadi bagian penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Papua. Senator Filep Wamafma menegaskan bahwa perusahaan swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung pendidikan. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan tidak hanya meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga menciptakan hubungan yang baik antara dunia usaha dan masyarakat.
Selain pendidikan, pemerintah juga menaruh perhatian besar pada peningkatan gizi bagi anak-anak Papua melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka di sekolah. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa program ini berada di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional dan akan terus dievaluasi agar lebih efektif dalam implementasinya.
Sejumlah tantangan dalam pelaksanaan program MBG diakui masih ada, seperti kesesuaian menu dengan selera anak-anak di Papua. Beberapa anak dilaporkan kurang menyukai nasi atau lauk yang disediakan. Pemerintah terus mengkaji dan memperbaiki mekanisme program ini agar lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.
Dukungan terhadap program MBG juga datang dari tokoh masyarakat Papua, termasuk Sekretaris Sinode Gereja Kemah Injil Masehi Kingmi Indonesia, Pdt. Dr. Yones Wenda. Ia menegaskan bahwa program ini sangat membantu meningkatkan gizi anak-anak Papua dan meringankan beban ekonomi keluarga. Ia juga mengimbau agar masyarakat Papua mendukung program ini dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang mencoba menolaknya.
Melalui kombinasi peningkatan mutu pendidikan dan perbaikan gizi, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi Papua yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global. Program-program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan mengalami penyempurnaan agar benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Papua.
Berbagai langkah yang telah dilakukan pemerintah menunjukkan keseriusan dalam membangun sumber daya manusia Papua. Dari pembangunan sekolah, penyediaan beasiswa, hingga program MBG, semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui jalur pendidikan. Masyarakat diharapkan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang menolak kebijakan ini tanpa dasar yang jelas. Pemerintah telah berupaya maksimal demi kepentingan anak-anak Papua, dan semua pihak seharusnya mendukung program yang positif ini.
Upaya penolakan terhadap MBG harus disikapi dengan kritis dan penuh kehati-hatian. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan tertentu yang justru merugikan generasi muda Papua. Pendidikan dan gizi adalah hak dasar anak-anak, dan sudah selayaknya program-program pemerintah yang bertujuan baik ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat.
Mari bersama-sama mendukung kebijakan pendidikan dan gizi yang telah dicanangkan pemerintah. Dengan persatuan dan kerja sama yang baik, Papua akan semakin maju dan sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Jangan biarkan provokasi merusak masa depan anak-anak Papua. Pendidikan dan gizi yang baik adalah investasi bagi kemajuan bangsa, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga serta mengawal implementasi program-program tersebut dengan baik.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Makassar