Patung Buddha yang Berbadan Gemuk Bukanlah Sosok Sidharta Gautama

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian dari masyarakat di seluruh dunia pasti mengira jika Buddha adalah sosok pria gendut. Padahal Sidharta Buddha Gautama adalah sosok yang sederhana, saleh dan sering berpuasa.

Sidharta Gautama berbadan ramping. Ia hidup sekitar tahun 600 sebelum masehi di sebuah daerah yang sekarang menjadi bagian dari Nepal. Sidharta mendapatkan pencerahan dan menjadi Buddha. Ia kemudian menjadi pemimpin spiritual bagi mereka yang mengikuti ajaran Buddha.
Sebagai pangeran sebuah kerajaan, ia keluar dari istananya menuju alam bebas untuk bertapa, berpuasa, dan bermeditasi selama enam tahun. Melalui proses tersebut, Sidharta berharap dapat menemukan cara untuk melawan enam kesulitan hidup, yaitu rasa sakit, kesedihan, penderitaan, penyakit, kematian, dan kefanaan.

Lalu, kenapa penggambaran Buddha sebagai orang yang gendut? Ternyata patung-patung itu berasal dari Budai, tokoh dari Cina. Banyak orang percaya bahwa Budai adalah reinkarnasi Sidharta Gautama.

Nama Budai secara harfiah  berarti “buntelan pakaian”, merujuk pada tas yang sering ia bawa ketika mengembara tanpa tujuan.

Budai hidup di Cina pada abad ke-10 atau sekitar 1600 tahun setelah era Siddharta Gautama. Perawakan Buddha yang gemuk dengan senyum dan tampang yang ceria membuat sosok Budai di kenal dengan banyak julukan seperti, Fat, Laughing, Smiling, Happy Buddha, Jolly Buddha, Lucky Buddha.

Budai juga menyukai anak-anak dan sering memberikan permen kepada mereka dan mengajarkan beberapa filosofi di antaranya “memberi dengan rasa senang“ dan “semakin banyak kita memberi, maka akan semakin banyak kita mendapatkan.”

Dengan tampang yang ceria dan sifatnya yang humoris juga penuh kasih membuat banyak orang nyaman dekat dengannya, Sosoknya muncul di seluruh budaya Tiongkok sebagai representasi dari kepuasan dan kelimpahan. Budai menarik perhatian penduduk kota di sekitarnya karena ia mampu memprediksi keberuntungan orang dan bahkan pola cuaca.

Keceriaan Budai tak pernah hilang bahkan sampai akhir. Di saat ia meninggal, ia meminta pengikutnya untuk mengkremasikan tubuhnya. Uniknya sebelum ia mati dan tubuhnya terbakar, ia sudah terlebih dahulu mengantongi kembang api dan petasan di dalam sakunya. Ketika api nyala, kembang api pun meledak dan membuat orang-orang tertawa. Pengikutnya pun percaya bahwa Budai adalah inkarnasi Maitreya atau Buddha Masa Depan.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini