MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian dari masyarakat di seluruh dunia pasti mengira jika Buddha adalah sosok pria gendut. Padahal Sidharta Buddha Gautama adalah sosok yang sederhana, saleh dan sering berpuasa.
Lalu, kenapa penggambaran Buddha sebagai orang yang gendut? Ternyata patung-patung itu berasal dari Budai, tokoh dari Cina. Banyak orang percaya bahwa Budai adalah reinkarnasi Sidharta Gautama.
Nama Budai secara harfiah berarti “buntelan pakaian”, merujuk pada tas yang sering ia bawa ketika mengembara tanpa tujuan.
Budai hidup di Cina pada abad ke-10 atau sekitar 1600 tahun setelah era Siddharta Gautama. Perawakan Buddha yang gemuk dengan senyum dan tampang yang ceria membuat sosok Budai di kenal dengan banyak julukan seperti, Fat, Laughing, Smiling, Happy Buddha, Jolly Buddha, Lucky Buddha.
Budai juga menyukai anak-anak dan sering memberikan permen kepada mereka dan mengajarkan beberapa filosofi di antaranya “memberi dengan rasa senang“ dan “semakin banyak kita memberi, maka akan semakin banyak kita mendapatkan.”
Dengan tampang yang ceria dan sifatnya yang humoris juga penuh kasih membuat banyak orang nyaman dekat dengannya, Sosoknya muncul di seluruh budaya Tiongkok sebagai representasi dari kepuasan dan kelimpahan. Budai menarik perhatian penduduk kota di sekitarnya karena ia mampu memprediksi keberuntungan orang dan bahkan pola cuaca.
Keceriaan Budai tak pernah hilang bahkan sampai akhir. Di saat ia meninggal, ia meminta pengikutnya untuk mengkremasikan tubuhnya. Uniknya sebelum ia mati dan tubuhnya terbakar, ia sudah terlebih dahulu mengantongi kembang api dan petasan di dalam sakunya. Ketika api nyala, kembang api pun meledak dan membuat orang-orang tertawa. Pengikutnya pun percaya bahwa Budai adalah inkarnasi Maitreya atau Buddha Masa Depan.
Reporter : Ananda Nuraini