MATA INDONESIA, MOSKOW – Sejumlah pengusaha taipan Rusia yang selama ini terkenal tajir, akan merasakan dampak sanksi dari negara-negara Barat terkait penyerangan Rusia ke Ukraina.
Pemilik klub sepakbola Chelsea Roman Abramovich adalah salah satu Taipan Rusia paling terkenal di dunia. Pemilik klub Chelsea ini disebut-sebut termasuk dalam kelompok oligarki dengan Presiden Vladimir Putin. Nilai kekayaan dia sekitar USD 14,3 miliar (Rp 205,8 triliun). Ia kaya raya setelah menjual aset-aset milik negara di Rusia yang sebelumnya ia peroleh setelah jatuhnya Uni Soviet.
Yang lainnya adalah Alexander Lebedev, mantan perwira KGB dan bankir. Putranya bernama Evgeny adalah pemilik surat kabar London Evening Standard. Evgeny adalah warga negara Inggris dan telah menjadi anggota Majelis Tinggi parlemen Inggris.
Selain itu ada nama Gennady Timchenko. Kekayaan Timchenko (69), anak dari pejabat militer Rusia yang berkawan dengan Presiden Vladimir Putin selama awal 1990-an, berjumlah USD 16 miliar. Kekayaan Timchenko berasal dari sahamnya di produsen gas Novatek.
Selain dua orang ini, dampak peperangan Rusia dan Ukraina juga menjatuhkan 20 orang terkaya di Rusia. Pasar saham menghapus kekayaan orang terkaya Rusia sebesar USD 39 miliar hanya dalam waktu 24 Jam.
Ketua perusahaan minyak Rusia Lukoil, Vagit Alekperov memimpin daftar dengan kekayaannya yang turun sepertiga dalam sehari yakni USD 13 miliar karena harga saham yang turun 32%
Selain Alekperov, kemudian diikuti oleh Alexey Mordashov yang merupakan ketua raksasa baja Severstal.
Alexey Mordashov mengalami kerugian kekayaannya hanya dalam sehari mencapai USD 4,2 miliar. Alexey Mordashov, kekayaannya saat ini disebutkan mencapai USD 23 miliar.
Di daftar berikutnya ada ketua dan pemegang saham utama perusahaan gas Rusia Novatek yakni Leonid Mikhelson. Ia memiliki kekayaan yang mengalami penurunan bersihnya sebesar USD 3,8 miliar menjadi USD 22,2 miliar.
Lalu juga daftar berikutnya yakni sepuluh orang terkaya Rusia yang terkena sanksi, diantaranya
- Vladimir Potanin (turun USD 3 miliar)
- Alisher Usmanov (turun USD 1,2 miliar)
- Viktor Vekselberg, Mikhail Prokhorov, dan Andrey Melnichenko.
Uni Sovyet
Bicara soal orang-orang terkaya di Rusia ini ada kaitannya dengan berakhirnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Saat Mikhail Gorbachev mengundurkan diri dari kepresidenan Soviet pada 1991 dan menyerahkan kekuasaan kepada Boris Yeltsin, negara Soviet pun runtuh. Yeltsin menjadi presiden Rusia yang baru merdeka.
Ketika komunisme berkuasa, tidak ada kepemilikan pribadi. Setelah komunis hancur, Rusia berubah jadi kapitalis lalu mengalami privatisasi dalam skala besar – terutama di sektor industri, energi, dan keuangan.
Akibatnya, banyak orang menjadi sangat kaya selama privatisasi di awal 1990-an.
Jika mereka di posisi yang tepat, dengan koneksi yang tepat pula, mereka dapat memperoleh seluruh bagian dari industri Rusia – berbisnis bahan mentah seperti mineral atau minyak dan gas, yang diminati di seluruh dunia.
Mereka kemudian membayar para pejabat yang membantu proyek-proyeknya atau memberi mereka pekerjaan sebagai direktur.
Kelompok ini memiliki media massa, ladang minyak, pabrik baja, perusahaan teknik, dan seringkali mereka hanya membayar pajak yang sangat kecil atas keuntungan mereka.
Mereka mendukung Yeltsin dan mendanai kampanye kepresidenannya tahun 1996. Ketika Putin menggantikan Yeltsin, justru dia mulai mengendalikan kelompok ini.
Para jutawan ini memilih bersekutu secara politik dengan Putin supaya lebih sukses. Meski beberapa taipan awalnya menolak untuk berteman dengan Putin. Seperti bankir Boris Berezovsky. Ia terpaksa meninggalkan Rusia. Mikhail Khodorkovsky, yang pernah diyakini sebagai orang terkaya Rusia, sekarang tinggal di London dan tak mau lagi menjadi warga Rusia.
Para Taipan ini mau tidak mau harus berteman dengan presiden yang berkuasa. Meski pada 2019, Putin saat diwawancarai Financial Times membantah adanya hubungan baik antara ia dengan para jutawan Rusia ini.
Namun muncul nama Boris Rotenberg. Ia adalah kawan Putin saat anak-anak dan pernah satu klub Judo dengannya. Boris sangat dekat dengan Putin dan ia pun bisa melakukan bisnis apapun.
Menurut Forbes, kekayaan Rotenberg senilai USD 1,2 miliar (Rp17,2 triliun)
Baik Rotenberg dan saudaranya, Arkady, menjadi sasaran sanksi oleh Inggris setelah Putin mengakui dua wilayah separatis Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur sebagai “republik rakyat”.