Negara Ini Sukses Tekan Kasus Corona dengan Lockdown

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mulai dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga muncul istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan terakhir PPKM Mikro, penyebaran virus Corona tetap semakin meluas.

Di beberapa negara di dunia kebijakan pembatasan pergerakan hingga penutupan wilayah atau lockdown demi membendung penyebaran virus corona (Covid-19) juga mengalami hal yang sama.  Meski telah diberlakukan, bahkan dengan konsekuensi sanksi, penerapan pembatasan pergerakan hingga lockdown di beberapa negara dinilai tak cukup mengerem laju penyebaran Covid-19.

Namun, di belahan dunia lain, ada pula kebijakan lockdown yang dianggap sukses menekan peningkatan kasus corona di dalam negeri. Sejumlah negara dan wilayah itu di antaranya Selandia Baru hingga Kepulauan Karibia.

  1. Selandia Baru

Pemerintahan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mendapatkan pujian atas penanganan Covid-19. Ardern menerapkan kebijakan menutup akses perbatasan bagi setiap warga asing mulai 19 Maret 2020.

Berselang empat hari, ia kemudian mengumumkan untuk melakukan penguncian wilayah (lockdown) skala nasional pada 23 Maret 2020 selama tiga pekan.

Kebijakan lockdown Selandia Baru merupakan salah satu yang paling ketat di dunia. Aturan tersebut mengharuskan para pekerja untuk tetap tinggal di rumah kecuali untuk keperluan belanja bahan makanan atau berolahraga.

Dilansir The Guardian, meski kurva kasus dan angka kematian terus menurun, Ardern menegaskan pemerintahannya belum berencana melonggarkan apalagi mencabut kebijakan lockdown lebih cepat seperti sejumlah negara lainnya.

  1. Republik Ceko

Ceko merupakan negara Eropa pertama yang menutup perbatasannya sebelum wabah corona menjalar di benua ini.

Pemberlakuan lockdown oleh Presiden Milos Zeman itu dinilai menjadi salah satu yang paling komprehensif di Eropa. Sebab, beberapa negara Eropa yang juga menerapkan lockdown seperti Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis tetap mengalami lonjakan kasus corona yang signifikan.

Keempat negara tersebut bahkan masuk lima besar negara dengan kasus corona tertinggi di dunia.

Sementara itu, pada April 2020 Ceko tercatat memiliki 6.657 kasus corona dengan 181 kematian. Padahal, negara ini berbatasan langsung dengan Jerman, Austria, Slovakia, dan Polandia.

Ceko mulai memberlakukan lockdown sekitar akhir Maret 2020 dan menutup seluruh pertokoan dan bisnis kecuali supermarket, apotek, bank, kantor pos, pom bensin.

Pemerintah negara di Eropa Tengah itu mengizinkan restoran tetap buka, tapi hanya diperbolehkan melayani pesanan yang dibungkus dan layanan antar.

  1. Denmark

Denmark merupakan negara kedua di Eropa yang pertama menerapkan lockdown. Negara Skandinavia itu menerapkan penutupan perbatasan bahkan sebelum kasus kematian akibat corona pertama terjadi.

Dilansir Bussiness Insider, kebijakan lockdown Denmark memang tak seketat negara lainnya di Eropa. Denmark masih mengizinkan warganya keluar rumah dan berkumpul meski tidak lebih dari 10 orang.

Namun, tingkat kepatuhan warga terhadap kebijakan pembatasan pergerakan pemerintah dinilai tinggi dan menjadi kunci sukses penerapan lockdown di negara itu.

Pada April 2020 Perdana Menteri Mette Frederiksen pun berencana melonggarkan beberapa kebijakan pembatasan pergerakan. Namun, ia menegaskan bahwa aturan social distancing dan penutupan perbatasan akan tetap berlaku sampai waktu yang ditentukan.

  1. Kepulauan Karibia

Perdana Menteri Silveria Jacobs dari Sint Maarten di Kepulauan Karibia secara tegas melarang warganya keluar rumah selama dua pekan saat wabah Covid-19 mulai menyebar di awal 2020.

Pemerintahan Sint Maarten mengumumkan lockdown secara penuh pada 5 April 2020 dan berlaku hingga dua pekan.

Kebijakan lockdown di Sint Maarten dianggap menjadi salah satu yang paling ketat di dunia. Sebab, tak seperti negara lainnya, Sint Maarten hanya mengizinkan beberapa supermarket dan dua pom bensin beroperasi dalam keadaan darurat.

Melalui transmisi video yang kemudian viral di seluruh dunia, Jacobs mengingatkan warganya untuk berhenti keluar rumah agar tak tertular virus korona.

“Jika kamu tidak memiliki jenis roti yang kamu suka di rumahmu, makan kerupuk. Jika kamu tidak memiliki roti, makan sereal. Makan gandum,” kata dia dengan tegas.

Sebelum memberlakukan lockdown, Sint Maarten telah menerapkan jam malam.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Apresiasi Profesionalitas Aparat dan Partisipasi Masyarakat Sukseskan Pilkada Papua Damai

Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Patrige R Renwarin menyampaikan jajarannya sedang dalam proses menunggu rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini