Musik Reggae Muncul karena Terinspirasi dari Perbudakan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Latar berlakang perbudakan karena penjajahan Spanyol dan Inggris merupakan salah satu sebab munculnya musik reggae.

Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak di Jamaika, yang kemudian tergantikan oleh ribuan budak berkulit hitam dari daratan Afrika. Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi.

Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya. Yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika.

Akar musik reggae sangat melekat dengan Jamaika, tanah kelahirannya. Banyak pula musisi yang berasal dari sana, terutama daerah Kingston. Musik ini tidak dapat lepas dari kehidupan kaum rastafaria di jalanan Getho yang terkenal dengan rambut gimbalnya. Dan lirik-lirik lagunya pun memuat ajaran rastafaria yang berisi kebebasan, perdamaian, keindahan alam, dan gaya hidup bohemian.

Salah satu ciri khas yang menjadi keunikan musik ini adalah musiknya sering mengandung kritik sosial dan agama. Namun selain lirik kritis, banyak juga lirik yang membahas topik ringan dan pribadi, seperti mengenai cinta dan bersosialisasi.

Musik reggae mulai populer di tahun 60an. Tepatnya pada tahun 1968. Saat itu, sedang tren lagu lagu dengan tempo lebih lambat dengan memadukan musik ska dan rocksteady asal Inggris di negara Jamaika. Musik dengan irama lambat tersebut kemudian namanya reggae.

Kata reggae merupakan bahasa Afrika yang maknanya adalah gerakan badan yang menari sesuai dengan irama musik yang dimainkan. Fakta tersebut pun semakin menegaskan jika musik ini awalnya berasal dari Jamaika.

Kata reggae berasal dari logat Afrika “ragged” yang bermakna gerak kaku. Seperti hentakan badan penari iringan musik ska sebagai irama pendahulunya. Tempo musiknya cenderung lambat dan menonjolkan dentuman bass dan rhythm gitar.

Mendunianya musik ini membuat karakter identitas para musisinya. Rambut gimbal dan lirik-lirik “rasta”, menjadi terkenal.  Genre musiknya banyak terpengaruh oleh genre musik lain seperti ska, R&B, soul dan musik rakyat Jamaika, yaitu musik mento.

Popularitas musik ini pun makin mendunia terutama setelah kemunculan Bob Marley and the Wailers yang membawakan lagu lagu dan single hits dan terkenal ke seluruh dunia.

Bob Marley pun menghentak industri musik di tahun 70an. Album Catch a Fire atau Exodus pun melambungkan musik reggae ke seluruh dunia dan membuat musik ini makin terkenal. Beberapa lagu Bob Marley yang paling populer antara lain seperti No Woman No Cry, Redemption Song, One Love, Three Little Birds atau Buffalo Soldier yang membuat musik ini makin mendapat apresiasi.

Setelah Bob Marley sukses, kemudian banyak bermunculan grup, band, musisi dan penyanyi reggae yang populer di Amerika. Beberapa penyanyi terbaik di era tersebut antara lain adalah Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan Eric Clapton.

Perkembangan reggae pun makin pesat. Dan sudah menjadi salah satu genre musik populer di Amerika hingga penjuru dunia lain.

Di era modern, musik reggae pun masih populer meski masih kalah dengan genre musik populer lain seperti rock atau pop. Meski begitu, musik ini banyak memiliki komunitas tersendiri, terutama karena faham rastamania yang selalu diusung oleh para penggemarnya. Subgenre dan varian jenis pun bermunculan seperti reggae hip hop, blues, rock dan lain-lain.

Reporter: Dinda Nurshinta

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

TPST Piyungan Ditutup, Gunungkidul jadi Lokasi ‘Selundupan’ Sampah dari Kartamantul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ditutupnya TPST Piyungan oleh Pemda DIY pada 1 Mei 2024 kemarin membuat operasi pengiriman sampah di tiap wilayah seperti Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul cukup kelimpungan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini