Mitos dan Misteri Gunung Salak yang Terkenal Angker

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia merupakan negara yang terdiri dari gugusan pulau di dalamnya. Keindahan alam serta budayanya yang masih terjaga termasuk hal mistik turun temurun.

Siapa yang tak tahu Gunung Salak? Gunung yang menyimpan sejumlah misteri dan mitos sedari dulu. Gunung Salak masuk dalam dua wilayah, yaitu Bogor dan Sukabumi.

Menurut kepercayaan Sunda, Gunung Salak merupakan gunung yang suci. Hal tersebut dikatakan lantaran Gunung Salak menjadi tempat hilangnya Prabu Siliwangi dan terdapat petilasan Kerajaan Padjajaran.

Meskipun terbilang gunung yang angker, tak menyurutkan semangat para pendaki yang menjajakkan kakinya di Gunung Salak.

Banyak pengalaman yang diceritakan pendaki mengenai hal mistis dan misterius dari Gunung Salak. Bukan hanya itu, Pesawat Superjet-100 yang jatuh di sekitaran Gunung Salak pun kian dikaitkan dengan mitos dan hal mistis yang ada di gunung aktif tersebut.

Kisah horror yang ada di Gunung Salak mengalir dan melengkapi cerita legenda yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Beragam cerita horror yang sudah melekat di Gunung Salak seperti adanya sosok nenek renta di sisi tebing, suara jeritan minta tolong di lokasi dekat jatuhnya Pesawat Sukhoi, hingga lantunan suara gamelan yang membuat bulu kuduk merinding begitu mendengarnya.

Misteri yang terkenal dari Gunung Salak salah satunya yaitu Puncak Manik. Manik merupakan salah satu puncak Gunung Salak yang diyakini menjadi kawasan kerajaan gaib Padjajaran. Puncak Manik sering kali ditutupi kabut tebal yang datang secara tiba-tiba atau angin yang berhembus secara kencang.

Salah satu host Lentera Malam yaitu Adhit, bercerita mengenai pengalaman mistisnya ketika mendaki di Gunung Salak. Dalam paparan ceritanya, Adhit yang mendaki bersama temannya disesatkan oleh dua pendaki misterius.

Ketika sedang meditasi di basecamp Cidahu, Adhit mendengar sayupan suara yang memanggil namanya. Namun begitu melihat ke tenda, ternyata temannya masih tertidur.

Selama perjalanan, Adhit dan dua orang temannya melihat dua pendaki aneh yang tak sengaja ditemui terus menerus. Ajaibnya mereka malah mengikuti dua pendaki misterius tersebut yang akhirnya membuat mereka tesesat.

Selain itu, pada waktu dini hari ketika Adhit ingin buang air kecil, ia melihat sesosok nenek yang berjalan bungkuk sembari menyeret daun kering di depan tendanya. Karena sangat shock, begitu tersadar hari sudah pagi dan keadaannya Adhit tertidur di depan tenda sama persis waktu Adhit melihat nenek tersebut.

Percaya atau tidak, begitu banyak kejadian aneh dan di luar nalar dari pengalaman para pendaki di Gunung Salak. Meskipun dipikir secara logika dan rasionalitas, kejadian mistis masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Reporter: Ananda Sri Maulida

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini