MATA INDONESIA, JAKARTA– Benarkah ada dunia bawah tanah?
Pertanyaan itu terus mengemuka dari zaman dulu hingga sekarang. Salah satu yang pemicu adanya dunia bawah tanah ini adalah novel karya Jules Verne, Perjalanan ke Pusat Bumi yang terbit 1864.
Novel ini membuka adanya kehidupan lain di bawah bumi. Perjalanan melintasi seluruh Eropa melalui serangkaian gua bawah tanah, danau, dan sungai. Dunia bawah tanah ciptaan Verne adanya penerangan oleh gas hijau bercahaya, dan petualangan menghadapi segala masalah. Mulai dari pertemuan dengan Pterosaurus hingga kawanan mastodon. Selain itu di novel ini terdapat juga sosok manusia setinggi dua belas kaki.
Karya Verne membuat para pembacanya seakan memutar nalar terhadap pertanyaan ‘benarkah ada dunia di bawah tanah kita?. Dan bayangkan, kisah itu dibuat Verne jauh sebelum banyak teknologi canggih.
Kisah yang menampilkan seorang professor bernama Von Hardwigg. Ia terinspirasi dengan sebuah penemuan yang mengungkapkan bahwa seorang bernama Arne Saknussem telah berhasil menembus perut bumi melalui sebuah gunung yang telah lama mati di Islandia.
Sejak itu professor kemudian melakukan perjalanan bersama keponakannya untuk mencari dasar bumi. Keduanya menelusuri mulai dari Inggris ke Islandia hingga masuk ke sebuah kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Berbekal sebuah perkamen kuno, keduanya melanjutkan perjalanan dan menemukan hal baru.
Perjalanannya itu membuktikan bahwa teori tentang panas di pusat bumi dan tidak bisa ditinggali untuk adanya sebuah kehidupan itu keliru. Di bawah lapisan bumi itu ternyata terdapat kehidupan lain yakni masa prasejarah sebagai tempat kehidupan dinosaurus.
Meski semua karyanya itu berdasarkan karangan, Pengarang asal Prancis itu mampu memprediksi banyaknya kemajuan ilmiah yang seiring berjalannya waktu.
Hasil karyanya menginspirasi para ilmuan modern untuk menemukan berbagai bukti yang termasuk dalam jenis temuan terpenting dalam peradaban manusia. Perjalanan dalam buku Jules Verne atau julukannya Bapak fiksi ilmiah itu terlalu nyata untuk dijadikan fiksi. Namun, tetap tidak masuk akal untuk menjadi nyata.
Sejak terbit di sekitar abad ke-20, buku ini menghebohkan khalayak dan para peneliti. Banyak yang semakin tertarik dengan ekspedisi yang dilakukan dalam buku Jules Verne.
Tercatat bahwa para ilmuan yang meneliti tentang lebih jauh bagian dalam planet bumi pernah menggunakan gelombang seismik atau goncangan bumi. Peneliti yang bernama Barbara Romanowicz dari University of California dalam jurnal Science pada Februari 2019 telah mengupayakan dengan menggunakan cara itu untuk memindai bagian dalam bumi.
Hal itu karena penemuan gumpalan aneh menyerupai gunung raksasa yang tingginya melebihi gunung tertinggi di bumi yakni Gunung Everest. Dalam membuktikan kebenaran hal itu, para ilmuwan mengungkapkan bahwa bumi seperti bawang yang memiliki banyak lapisan. Prakirannya lapisan tersebut memiliki transisi 402 hingga 660 km hingga sampai ke permukaan dasar bumi.
Perjalanan menuju dasar bumi oleh Jules Verne melalui buku fiksinya seakan menjadi penggagas dari misteri-misteri terkait inti bumi yang masih jadi tanda tanya. Meski sudah berbagai penelitian, tetap saja belum hingga sekarang belum ada buktinya. .
Penulis : Irania Zulia