Melihat Lebih Dekat Kampung Arab di Cianjur yang Mirip Warung Kaleng Puncak Bogor

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kisah meninggalnya Sarah (21), perempuan asal Kampung Munjul, Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat saat ini menjadi sorotan publik.

Diketahui, Sarah meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan. Dia disiram air keras oleh suaminya, Abdul Latief (29), pria asal Timur Tengah, diduga Arab Saudi.

Dengan Abdul Latief, Sarah menikah secara siri dan baru berjalan 1,5 bulan. Namun sayang, Sarah mendapat perlakuan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari suaminya hingga merenggut nyawanya.

Nah, berbicara soal warga Arab, teringat dengan keberadaan Warung kaleng yang berada di Cisarua, Puncak Bogor. Ternyata di Cianjur juga ada wilayah seperti itu.

Warga setempat sudah tidak asing lagi dengan keberadaan warga Timur Tengah. Daerah itu kerap menjadi tujuan wisata turis Timur Tengah untuk berplesiran menikmati udara sejuk dataran tinggi.

Lokasinya berada di Kecamatan Cipanas atau dikenal Puncak, terdapat sebuah daerah yang disebut Kampung Arab, daerah tersebut menjadi pusat turis Timur Tengah di kawasan Puncak.

Di Kampung Arab, terdapat banyak pertokoan dengan pamflet bertuliskan huruf Arab. Bahkan restoran-restoran masakan Arab juga sangat mudah ditemukan di daerah itu.

Banyak orang disana menyebut daerah tersebut Jabal al-Jannah alias Gunung Surga oleh turis Arab. Dengan begitu terkenalnya kawasan tersebut, tak heran jika jumlah turis Arab di daerah itu sangat melimpah ruah hingga salah satu daerahnya disebut sebagai Kampung Arab.

Tak hanya itu, sepanjang jalan Hanjawar Pacet, Loji, sampai Cineungah terdapat sederet pertokoan dengan pamflet bertulisan Arab.

Sebagaimana lazimnya di kawasan pariwisata, pertokoan di daerah tersebut menawarkan penginapan berupa hotel, dari yang termurah hingga paling mahal. Lalu, ada restoran masakan Arab, cafe, travel agent, hingga money changer.

Kondisi demikian membuat kawasan itu disebut sebagai Littel Arab atau Kampung Arab.

Nah, yang menariknya adalah kawasan tersebut diduga tempat favorit turis Arab untuk melakukan kawin kontrak dengan gadis lokal. Kawin kontrak biasanya dilakukan dalam waktu seminggu hingga 1-3 bulan.

Bareskrim Polri pada Februari 2020 lalu menyebut fenomena kawin kontrak di Kampung Arab merupakan modus dari tindak pidana perdagangan manusia.

Kepopuleran kawasan tersebut di kalangan turis Arab terhitung belum ada sampai satu dekade. Turis Timur Tengah mulai membanjiri kawasan tersebut baru dimulai sejak 2014.

Sejak saat itu, turis Arab mulai terlihat berseliweran di sepanjang jalan Hanjawar Pacet, Loji, sampai Cineungah, kawasan kini yang disebut sebagai Kampung Arab.

Sebenarnya, keberadaan turis Timur Tengah di Puncak sudah berlangsung lama, bahkan ada yang menyebut sejak tahun 1985. Saat itu, daerah yang paling populer baru kawasan Cisarua, Bogor.

Warga yang berjualan di pertokoan di kawasan Kampung Arab rata-rata bisa berbahasa Arab, minimal bahasa Arab Suqiyah, yaitu bahasa pasaran yang digunakan untuk sekadar bertransaksi atau percakapan pendek.

Mayoritas turis Arab di kawasan Puncak berasal dari Arab Saudi, namun ada juga dari negara Arab lainnya seperti Kuwait, Qatar, Irak, Mesir, Maroko, dan lain sebagainya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antonius Fokki Ardiyanto Anggota DPRD Kota Yogya Tertarik Posisi Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta

Mata Indonesia, Yogyakarta - Antonius Fokki Ardiyanto atau sapaan akrabnya Fokki yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Kota Yogyakarta telah melakukan pendaftaran diri Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogya, melalui PDI Perjuangan Jumat (3/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini