MATA INDONESIA, JAKARTA – Terkadang jari menjadi simbol dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari jempol yang berarti pujian, hingga jari tengah yang berarti kasar. Penggunaan isyarat jari untuk mengekspresikan emosi.
Menurut para sejarawan, gestur isyarat ini telah ada sejak zaman Romawi kuno atau Eropa abad pertengahan. Biasanya para bangsawan atau cerdik-pandai menggunakan isyarat jari untuk memberikan pesan.
- Digitus Impudicus, jari tengah
Tacitus (56 -120 M) sejarawan Romawi menulis digitus impudicus artinya jari tak tahu malu. Ia menggambarkan bahwa acungan jari tengah ini berarti tidak senonoh. Penggunaan jari tengah ini sudah sejak zaman barbar di masa lalu.
Menurut sejarawan, pada awalnya penggunaan jari tengah sebagai cara untuk menghina seseorang dengan panggilan alat kelamin. Tanda jari ini berakar dari Yunani Kuno dan itu mewakili lingga serta orang Romawi kuno sangat menyukai dan menggunakannya di kehidupan sehari-hari.
Memberi seseorang jari tengah adalah penghinaan di zaman kuno. Saat ini, mengacungkan jari tengah masih memiliki arti yang sama.
Namun seiring waktu, jari tengah mewakili lingga.
Dalam drama Yunani kuno “The Clouds” karya penulis drama Aristophanes, seorang murid memberi Socrates jari tengah dan dia segera ditegur. Socrates mengatakan kepadanya bahwa dia kasar dan bodoh. Kaisar Romawi Caligula senang menghina dan mempermalukan orang dengan memaksa mereka untuk mencium jari tengahnya.
- Moutza, mengulurkan lima jari
Orang Yunani Kuno menggunakan istilah Moutza ini untuk mengutuk dan mengirim mantra berbahaya. Lima jari itu diarahkan ke orang. ”Semakin dekat gerakan itu ke wajah seseorang, semakin mengancam.”
Mengulurkan lima jari juga merupakan sebuah penghinaan yang mengerikan. Jika di Timur Tengah ini merupakan sebuah penghinaan. Ini artinya seseorang memiliki lima ayah dengan satu ibu. Itu artinya orang tersebut adalah anak haram alias anak jadah.
- Jari yang disilangkan
Di Eropa selama abad pertengahan menyilangkan jari untuk melambangkan salib yang dipikul oleh Yesus Kristus. Isyarat ini juga untuk mencari perlindungan Tuhan. Bahkan selama masa Romawi, umat Katolik awal menggunakannya untuk saling mengenali dan berkumpul tanpa ketahuan. Beralih ke Eropa Tengah dan Timur, orang menyilangkan jari di belakang punggung. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berbohong dan meminta pengampunan Tuhan
Di Inggris dan Denmark, menyilangkan jari untuk mengucapkan semoga sukses.
- Pollex, ibu jari
Banyak masyarakat yang berpikir bahwa pollice verso berarti jempol yang berputar sebagai permintaan orang Romawi Kuno saat mereka berharap seorang gladiator harus mati. Namun para ilmuwan memiliki kesimpulan yang berbeda.
Ibu jari di pertandingan gladiator sebenarnya untuk menunjukkan apakah seorang pejuang yang kalah harus mati atau mendapatkan pengampunan.
Di zaman sekarang, jempol ke bawah menandakan jelek atau buruk.
- Dua jari
Selama Abad Pertengahan simbol dua jari sebagai tanda kemenangan. Isyarat ini semakin terkenal saat lukisan yang terkenal sebagai Religion Saved Spain oleh Tiziano Vecelli muncul.
Tahun 1572 dan 1575 Kancas minyak yang di produksi untuk memperingati Pertempuran Lepanto pada tahun 1571. Dalam lukisan tersebut menceritakan wanita Spanyol yang menggunakan isyarat V atau dua jarik setelah kemenangan atas Kekaisaran Ottoman selama pertempuran laut.
Meski begitu isyarat ini bisa membuat orang terkena masalah, meskipun isyarat jari dapat menunjukkan apa yang ada di pikiran.
Reporter: Azzura Tunisya