Masih Relevankah Bersepeda di Masa Pandemik?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat ini gaya hidup sehat dan olahraga teratur menjadi kewajiban setiap orang. Apalagi ancaman virus Corona hingga saat ini belum teratasi. Menunggu vaksin yang diperkirakan akan disebar pada 2021 mendatang, maka gaya hidup sehat dan olahraga menjadi salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh.

Meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah sudah longgar, namun kegiatan olahraga pun tetap mengacu dengan kegiatan olahraga di rumah. Bosan? tentunya. Salah satu kegiatan di luar rumah yang sekarang menjadi tren adalah bersepeda.

Bila Anda ke luar rumah ketika pagi atau malam hari, terutama saat akhir pekan, pasti banyak sekali yang bersepeda di jalan raya. Berbagai jenis sepeda, seperti sepeda lipat pun kini laris manis di pasaran. Bahkan, ada pula yang kini memilih sepeda untuk menggantikan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil sebagai alat transportasi ke berbagai tempat.

Mereka memilih bersepeda untuk mengusir rasa jenuh di rumah dibandingkan mengunjungi mal atau pusat kerumunan. Selain itu, masyarakat juga memilih bersepeda karena dianggap aman, ramah lingkungan dan terjangkau. Hal ini karena dengan bersepeda mereka bisa mendapatkan udara segar dan bersih. ”Bagus dong kalau banyak orang yang bersepeda bisa mengurangi polusi udara. Yang penting itu selalu jaga jarak dan memakai masker,” kata Ari Yuswanto, pengguna sepeda kepada Mata Indonesia, 11 September 2020 saat ditemui sedang mengayuh sepeda di sekitar Monas, Jakarta.

Namun tak semua setuju dengan tren sepeda saat ini. Terkadang, bersepeda, bergerombol dan kemudian berkumpul menyebabkan virus gampang masuk.”Sebenarnya salah jika memilih olahraga sepeda saat pendemik begini. Saya keluar rumah dan berada di luar itu terpaksa. Jika tidak untuk bekerja saya tidak mau keluar. Olahraga kan bisa dirumah, kalau untuk refresing bisa lain waktu. Saya sering melihat masih banyak yang bersepeda, bergerombol dan berkerumun dan tidak menggunakan masker,” ujar Lina Purwaningsih, karyawan swasta yang tinggal di Jakarta, kepada Mata Indonesia.

Naiknya angka positif Covid-19 setiap harinya menunjukkan masyarakat Indonesia harus lebih memperhatikan keadaan. Suasana inilah yang menjadi pro kontra di masyarakat, sebaiknya di rumah dan menjaga diri sampai kondusif sesuai anjuran pemerintah akan lebih baik. Namun berbulan bulan dirumah menyebabkan kebosanan, kejenuhan dan stres karena beban dan suasana di dalam rumah yang selalu sama.

Tidak heran jika sepeda menjadi tren saat pendemi Covid-19. Menambah imunitas tubuh lalu sekalian berkeliling kota. Mencari udara di luar dan suasana baru adalah pilihan sebagian masyarakat. Berada di rumah atau berolahraga di luar tidak ada salahnya, selama masyarakat tidak terlalu sering keluar rumah hanya untuk berolahraga. Sesuaikan waktu dan keadaan saat ini, dan jangan lupa untuk selalu menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan atau membawa sanitizer dan berjaga jarak.

Reporter: Nabilla Octavia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Terus Jajaki Peluang Investasi ke Luar Negeri

Oleh: Irfan Nurmaji)* Badan Pengelola Investasi (BPI) Dana Anagata Nusantara (Danantara) terusmenunjukkan langkah progresif dalam memperluas investasinya ke kancahinternasional. Sebagai entitas strategis yang bertugas mendorong pertumbuhanekonomi nasional, Danantara tidak hanya fokus pada pembiayaan dalam negeri, tetapi juga menjajaki peluang investasi di luar negeri sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan investasiadalah komponen krusial untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasionalsebesar 8 persen, sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintahan PresidenPrabowo Subianto. Strategi ini dianggap selaras dengan visi besar Indonesia untukmenjadi kekuatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di kisaran 5 persen, hasil dari pondasikuat era Presiden Jokowi, menjadi titik tolak untuk akselerasi menuju target ambisius8 persen di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Namun, guna melompat ke level berikutnya, dibutuhkan akselerasi melalui investasi yang lebihagresif dan terarah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikemukakan Rosan Roeslani, kontribusi investasi menempati posisi kedua setelah konsumsi dalamnegeri. Dengan komposisi 29 persen, investasi menjadi penopang utama yang memiliki potensi akseleratif paling realistis dalam situasi ekonomi global saat ini. Sebagai lengan investasi pemerintah, Danantara mengelola dana yang bersumberdari dividen perusahaan-perusahaan BUMN. Dana ini harus dioptimalkan untukmenghasilkan imbal hasil yang maksimal dan memberikan manfaat jangka panjangbagi perekonomian Indonesia. Dalam konteks globalisasi ekonomi, Danantara tidak hanya berperan sebagaipemodal dalam negeri, tetapi juga siap menjadi pemain global. Rencana untukmengalokasikan 20 persen dari total portofolio investasi ke luar negeri merupakanlangkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jaringan ekonomiIndonesia di pasar internasional. Rosan Roeslani menargetkan bahwa total investasi Danantara, baik dalam maupunluar negeri, dapat mencapai 35 persen dari struktur pertumbuhan ekonomi nasional. Ini berarti terdapat potensi dana sekitar US$185 miliar yang bisa dioptimalkan dalamkurun waktu lima tahun ke depan. Investasi luar negeri menjadi strategi aktif untuk memperluas pengaruh ekonomiIndonesia secara global, sekaligus menunjukkan kepercayaan diri nasional dalambersaing di kancah internasional. Dengan memilih sektor-sektor yang prospektif, Danantara dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi bangsa. Peran Danantara juga sangat vital dalam mengurangi ketergantungan pemerintahterhadap mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN). Dengan memilikikewenangan untuk menyuntik modal secara langsung ke BUMN, Danantara mampumempercepat proses penguatan korporasi nasional secara lebih efisien dan profesional. Chief...
- Advertisement -

Baca berita yang ini