MATA INDONESIA, JAKARTA – Dongeng masih menjadi senjata yang efektif bagi orang tua dalam menanamkan pesan moral pada anak-anaknya. Lewat dongeng, anak-anak bisa menumbuhkan daya imajinasinya. ”Bahkan di zaman sekarang, dongeng masih harus diajarkan kepada anak-anak. Sebab, dongeng mengajarkan tentang arti kehidupan dan memberi pengalaman,” kata Sally Goddard Blythe, Direktur The Institute for Neuro-Physiological Psychology.
Di Indonesia, dongeng sudah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Dongeng Nusantara berawal dari tradisi lisan yang tidak diketahui siapa pengarangnya.
Sayangnya, kebiasaan mendongeng di Indonesia sudah mulai ditinggalkan. Masyarakat kini hanya menganggap dongeng sebagai masa lalu yang cukup menjadi kenangan manis saja. Dongeng seolah-olah tidak lagi relevan dengan kehidupan saat ini.
Padahal, dongeng salah satu bentuk budaya berbentuk lisan. Dongeng banyak mengandung khayalan. Namun, dengan khayalan tersebut masyarakat bisa menemukan hal-hal yang tidak masuk akal yang mustahil ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, banyak dari dongeng Nusantara yang masih relevan untuk diceritakan hingga saat ini. Dongeng tersebut sarat akan pesan moral yang bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Dalam dongeng Malin Kundang dan Batu Menangis misalnya, anak-anak diajarkan agar selalu menyayangi dan menghormati orang tua mereka. Karena, orang tua adalah manusia yang paling berjasa dalam kehidupan seorang anak dan kesuksesaan serta kebahagiaan seorang anak berasal dari doa orang tua.
Begitu pula dengan dongeng yang berasal dari Jawa Tengah, Timun Mas. Hikmah yang bisa dipetik dari dongeng ini, yakni jika sudah membuat janji harus ditepati dan selalu memikirkan segala sesuatu sebelum bertindak.
Atau, kita diajarkan untuk berdo’a memohon sesuatu pada Tuhan. Niscaya keinginan tersebut akan dikabulkan asalkan dengan niat yang baik. Itu lah yang hal diajarkan dalam dongeng yang berasal dari Jawa Barat, Lutung Kasarung.
Sedangkan dalam dongeng Cindelaras, memeringati bahwa kita akan menuai segala sesuatu dari apa yang telah diperbuat. Jika kita berbuat jahat maka kita akan mendapatkan buah dari sifat jahat itu di kemudian hari, pun jika kita melakukan kebaikan.
Reporter: Diani Ratna Utami