Komitmen Pemberantasan Narkoba Sebagai Tindak Lanjut Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto

Baca Juga

Oleh : Dirandra Falguni)*

Pemerintah melakukan berbagai upaya massif dalam memberantas peredarannarkoba. Berbagai tempat yang terindikasi menjadi tempat peredaran gelap narkobamenjadi sasaran utama pemberantasan sebagai bagian dari program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Program ini menunjukkan komitmen kuatpemerintah untuk memberantas kejahatan narkoba yang mengancam generasimuda dan stabilitas masyarakat.

Salah satu langkah konkret untuk menindaklanjuti Asta Cita Presiden Prabowo adalah target pemberantasan kampung narkoba dalam waktu 100 hari ke depan. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada, dalamkonferensi pers yang diadakan pada 1 November 2024 di Mabes Polri, Jakarta Selatan, menyatakan bahwa Polri telah memiliki gambaran yang jelas mengenaiarea-area yang menjadi basis peredaran narkoba di Indonesia.

Komitmen tersebut menunjukkan adanya pendekatan kolaboratif, di mana Polri tidakhanya akan melakukan penindakan di darat, tetapi juga memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan dan perairan yang sering menjadi jalur utama penyelundupannarkoba dari jaringan internasional. Selain itu, pengawasan juga diperketat di daerahperbatasan dengan menginstruksikan jajaran Polda untuk meningkatkan patroli dan pengawasan di wilayah mereka masing-masing.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 900 kampung yang dikenalsebagai “kampung narkoba.” Wilayah-wilayah ini umumnya terletak di daerah-daerah dengan masalah sosial dan ekonomi yang kompleks. Situasi inidimanfaatkan oleh bandar-bandar narkoba untuk menguasai dan mengendalikanmasyarakat di kampung tersebut, membentuk hubungan yang dikenal sebagaipatron-klien.

Hubungan patron-klien ini semakin mempersulit pemberantasan karena masyarakatdi kampung narkoba seringkali merasa bergantung pada para bandar. Oleh karenaitu, program Asta Cita mengedepankan pendekatan yang komprehensif, tidak hanyamenangkap pelaku, tetapi juga menyediakan program rehabilitasi dan dukungansosial serta ekonomi untuk mengubah keadaan di kampung-kampung tersebut.

Dalam menjalankan program ini, Polri dan BNN bekerja sama dengan berbagaipihak untuk menutup semua jalur peredaran narkoba. Kapolri Jenderal Listyo SigitPrabowo memberikan instruksi kepada seluruh jajarannya agar jaringan narkobadihancurkan hingga ke akar-akarnya. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah darisumbernya dan tidak hanya fokus pada pelaku-pelaku kecil yang menjadi bagiandari jaringan narkoba yang lebih besar.

Polri dan BNN juga memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti Bea Cukai dan Satuan Polisi Perairan serta Udara. Langkah ini dilakukanagar penindakan dapat dilakukan secara lebih menyeluruh dan efektif, baik dari segipenangkapan bandar maupun pengawasan jalur peredaran. Denganmenggabungkan kekuatan dan sumber daya dari berbagai instansi, pemerintahberharap dapat menutup semua jalur penyelundupan narkoba yang masuk keIndonesia, baik melalui darat, laut, maupun udara.

Pemberantasan kampung narkoba bukan hanya tentang penangkapan, melainkanjuga mencakup pendekatan yang holistik untuk mengatasi akar masalah yang melibatkan faktor sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, BNN telah merancangprogram rehabilitasi dan pendampingan bagi masyarakat yang terjebak dalam polakehidupan kampung narkoba. Program ini mencakup penyediaan layananrehabilitasi bagi pengguna narkoba, upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomimasyarakat, serta edukasi mengenai bahaya narkoba.

Pendekatan ini diharapkan dapat memutus siklus ketergantungan masyarakatterhadap bandar narkoba. Dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan pilihan alternatif yang lebih sehat dan produktif, program ini bertujuanuntuk mengurangi daya tarik dan ketergantungan masyarakat pada bandar narkoba. Selain itu, BNN juga menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan kesehatan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakatmengenai bahaya narkoba dan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bebas dari narkoba.

Tentu saja, pemberantasan kampung narkoba bukanlah tugas yang mudah. Selainadanya tantangan struktural dan sosial di masyarakat, banyak bandar narkoba yang memiliki akses dan pengaruh yang kuat sehingga mampu mengendalikanmasyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang konsisten dan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang optimal.

Melalui program Asta Cita, Presiden Prabowo Subianto berharap dapat membentukIndonesia yang bebas dari narkoba. Komitmen pemerintah yang kuat, seperti terlihatdalam target pemberantasan kampung narkoba dalam 100 hari, merupakan buktinyata bahwa Indonesia tidak akan berkompromi terhadap peredaran narkoba yang merusak generasi muda dan masa depan bangsa. Jika kampung-kampung narkobadapat diberantas secara efektif, ini akan menjadi fondasi penting bagi masyarakatyang lebih aman dan sejahtera.

Program Asta Cita yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto bertujuan untuktidak hanya memberantas peredaran narkoba secara langsung, tetapi juga membangun sistem ketahanan sosial yang tangguh di tingkat komunitas. Selainpenangkapan bandar dan pengawasan perbatasan, program ini dirancang untukmengembangkan pola pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Melaluisinergi antara aparat penegak hukum dan lembaga masyarakat, program ini juga menargetkan perubahan pola pikir masyarakat, sehingga mereka dapat melihatalternatif yang lebih sehat dan produktif, menjauhkan diri dari jaringan kejahatannarkoba yang merusak. Pendekatan menyeluruh ini diharapkan dapat mengubahlingkungan kampung narkoba menjadi wilayah yang lebih mandiri dan bebas daripengaruh narkoba, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasiberikutnya.

)* Penulis merupakan kontributor Beritakapuas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini