MINEWS, CIMAHI – “Keluarga sudah ikhlas! Jangan ditambah-tambahi lagi jadi beban kami.” Ucapan itu disampaikan Yuniar Fitriani, adik almarhum Hamim Herdiansyah (46), ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 31 asal Kampung Pasarean, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat.
Pernyataan itu disampaikan Yuniar sebagai bentuk penolakan adanya permintaan visum atau pemeriksaan jasad keluarga yang meninggal dunia. Diketahui, permintaan visum dijadikan alat Prabowo Subianto beserta para pendukungnya untuk menuding Pilpres 2019 sarat kecurangan.
“Kalau mau mengadakan visum kan harus dibongkar lagi, apa mereka yang meminta (visum) tidak berpikir beban mental keluarga terutama istrinya? Keluarga sudah menerima ini sebagai takdir, walau pun pemicunya masalah Pemilu. Ini sudah takdir jalan kami,” kata Yuniar di Cimahi, Minggu 12 Mei 2019.
Keinginan pihak yang ingin melakukan visum, menurut dia telah mengusik ketenangan keluarga yang ditinggalkan. “Bagaimana pun enggak mungkin mengembalikan almarhum. Kita sudah tenang, sudah ikhlas ditinggalkan almarhum. Ya bagaimana kalau dengar seperti ini, ya shock juga ada berita ini itu,” tutur Yuniar.
Keluarga pun meminta semua pihak jangan ada lagi yang meributkan kematian Hamim saat menjalankan tugasnya di Pemilu 2019. Visum, kata dia, seolah-olah meragukan jasa petugas KPPS yang gugur dalam mengawal Pemilu 2019.
“Bukan kami saja, mungkin keluarga yang lain yang sudah merasa tenang sudah dimakamkan, sekarang harus dibongkar kembali untuk melakukan visum,” ucapnya.
Menurutnya, daripada wacana visum, lebih baik sistem pelaksanaan Pemilu mendatang diperbaiki. “Keluarga sudah ikhlas, jangan ditambah-tambahi lagi jadi beban kami. Terkait katanya ada diracun dan lain sebagainya, saya yakin tidak ada. Ini kan di antara warga tetangga saling kenal, enggak mungkin mencurigai hal seperti itu. Kematian kakak saya pemicunya kelelahan, tidak ada hal lain,” ujar Yuniar.