Ini yang Sudah Dilakukan Anies Baswedan untuk Atasi Banjir

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banjir kerap terjadi di DKI Jakarta. Berbagai upaya penanggulangan banjir telah dilakukan Pemerintah DKI. Mulai dari penggunaan bronjong, hingga normalisasi aliran air.

Dalam program naturalisasi, Anies mengedepankan konsep naturalisasi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan Revitalisasi Prasarana Sumber Daya Air secara Terpadu dengan Konsep Naturalisasi.

Di dalam Pergub, naturalisasi adalah cara mengelola prasarana sumber daya air melalui konsep pengembangan ruang terbuka hijau dengan tetap memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi pengendalian banjir dan konservasi.

Salah satu penerapan naturalisasi di sungai yaitu menggunakan bronjong batu kali untuk turap sungai. Penggunaan bronjong mengharuskan tebing sungai harus landai. Hal ini berbeda dengan konsep turap beton dalam normalisasi.

Pemprov DKI menyediakan lahan selebar minimal 12,5 meter masing-masing di kiri dan kanan sungai untuk membuat tebing. Selain itu, naturalisasi juga banyak dipraktikkan dengan menanami bantaran kali yang sudah bersih dan lebar dengan berbagai tanaman.

Melalui Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2018 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau menetapkan, garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan berjarak 10 meter dari tepi kiri-kanan palung sungai dengan kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 meter, 15 meter, 20 meter, dan 30 meter.

Terdapat 13 aliran sungai yang mengalir di Jakarta. Menurut pegiat Peta Hijau, Nirwono, baik naturalisasi maupun normalisasi, pertama-tama sungai dan bantaran di Jakarta harus ditata. Pengerukan sungai dan relokasi hunian yang melanggar aturan bantaran mutlak diperlukan.

Saat ini, lebar sungai di Jakarta rata-rata menyusut dari sekitar 50 meter menjadi hanya 15 meter. Hal ini mengharuskan adanya pelebaran. Anies juga memperkenalkan konsep drainase vertikal.

Sistem ini menerapkan konsep teknologi zero run off  yang berfungsi untuk menampung air hujan agar tak semua mengalir ke selokan dan sungai. Hal ini dapat mengurangi beban drainase untuk menampung air sehingga tidak terjadi luapan.

Selain naturalisasi, ada sejumlah kegiatan lain yang direncanakan Dinas Sumber Daya Air untuk mengatasi banjir dan abrasi di Jakarta. Beberapa di antaranya adalah pembangunan prasarana kali, tanggul pantai, revitalisasi waduk dan pengadaan tanah.

Reporter : Ade Amalia Choerunisa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini