Genre K-Pop Berawal dari Seo Taiji and Boys

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jauh sebelum BTS dan Blackpink menjajah musik global, dunia musik korea didominasi oleh genre ballad bertempo pelan. Saat itu belum ada istilah K-pop. Kawasan Asia lebih banyak dipengaruhi musik dari Jepang, Cina dan India.

Tahun 1992, tiga anak muda Korea membentuk boy band Seo Taiji and Boys. Ketiganya mengusung gabungan genre rap, rock, dan techno sebagai identitas musik mereka, Seo Taiji and Boys membawa warna baru bagi industri musik Korea Selatan saat itu.

Perjuangan Seo Taiji, Hyun-Seok, dan Lee Juno tak mudah saat itu. Industri musik Korea masih gagap dengan kehadiran musik Amerika dengan perpaduan rap, R&B dan techno yang sangat kental. Tak heran, saat tampil di sebuah acara televisi, seorang juri mengeritik cara bernyanyi ketiga anak muda yang tampil dengan lip-sync. Kesulitan memadukan lagu dan dance membuat ketiganya hanya bisa tampil secara lip-sync.

Lagu pertama yang mereka nyanyikan di acara tersebut adalah Nan Arayo. 

Sadar dengan tampilan yang belum mumpuni, ketiganya menjadikan lagu ini sebagai singel lagu utama mereka.

Kritikan juri ini tak menyurutkan langkah mereka untuk berkiprah di dunia musik Korea. Mereka pun meluncurkan lagu ini menjadi singel.

Ternyata, tanpa diduga, singel ini menjadi hits dan masuk puncak tangga lagu Korea Selatan selama 18 minggu berturut-turut. Semua kalangan kaget dengan kesuksesan ini. Musik K-pop telah lahir. Dan tak ada yang menyangka jenis musik ini akan menjadi sebuah sub budaya yang dahsyat dan mampu mengempur dunia.

Menurut penulis Noah Yoo di Pitchfork, sukses lagu ini membuat ketiganya kaget. Seo Taiji dan kawan-kawan belum menyadari efek dari apa yang mereka tampilkan. “Seo Taiji and Boys akan menjadi prototipe untuk semua grup K-pop yang akan datang,” tulis Noah.

Mereka pun akhirnya merilis album. Seo Taiji dan dua kawannya mulai memperbaiki penampilan mereka. Musik yang mereka tawarkan penuh ritme dengan tempo tinggi. Mereka membuat koreografi dengan pola yang rumit. Inilah blueprint, cetak biru yang sampai sekarang jadi patokan K-Pop.

Banyak kritisi musik di Korea masih mencemooh mereka. Hal ini karena warna Amerika dengan lantunan hiphop sangat kental sekali. Beberapa malah meramalkan bahwa tren musik ini tak akan bertahan lama.

Kritikan keras tak membuat Seo Taiji mundur. Ia tetap bertahan, melakukan hal yang dicintainya. Semua prediksi konyol tentang grup ini terpatahkan begitu saja. Bahkan pasca-Seo Taiji dan kawan-kawannya memutuskan untuk bubar tahun 1997, mereka menjadi idola dan panutan semua anak muda Korea yang ingin terjun ke dunia k-pop.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini