MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada dua peristiwa di Amerika Serikat yang dampaknya membuat manusia takut. Apalagi peristiwa ini hingga sekarang dampaknya masih terasa. Masalahnya, peristiwa ini hanya dialami oleh beberapa orang saja.
BBC membuat rangkaian dua peristiwa langka yang awalnya dikhawatirkan menghancurkan umat manusia.
1. Saat Apollo 11 diluncurkan ke Bulan oleh Amerika Serikat. Saat itu sejumlah peneliti berharap pengiriman manusia akan membuka misteri ruang angkasa. Namun ternyata, ada ketakutan di beberapa kalangan bahwa pesawat dan astronot yang dikirimkan ke luar angkasa itu terkontaminasi oleh mahluk luar angkasa.
Ketakutan ini membuat pesawat ruang angkasa benar-benar disterilkan, baik saat berangkat ke luar angkasa maupun saat kembali ke bumi.
Kekhawatiran tersebut pun masih ada hingga sekarang. Apalagi tak ada yang dapat mengetahui bahwa astronaut, roket, atau pesawat penjelajah yang kembali ke Bumi membawa kehidupan yang bisa membahayakan, baik dengan mengalahkan organisme Bumi atau sesuatu yang jauh lebih buruk, seperti mengonsumsi semua oksigen kita.
”Mungkin ada 99 persen keyakinan bahwa Apollo 11 tidak akan membawa kembali organisme bulan, tetapi 1 persen ketidakpastian itu pun terlalu besar untuk diabaikan,” kata seorang ilmuwan berpengaruh pada saat itu.
NASA memberlakukan beberapa tindakan karantina yang berlebihan. Pejabat Layanan Kesehatan Masyarakat AS pun merasa prihatin saat melakukan karantina ketat kepada para astronot yang kembali ke bumi.
Para astronot ini diisolasi selama tiga minggu sebelum mereka dapat memeluk keluarga mereka atau menjabat tangan presiden.
Meski sebenarnya ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah orang saat pendaratan astronot ke bumi. Saat para astronaut mendarat di air, protokol asli menyatakan bahwa mereka harus tetap berada di dalam pesawat luar angkasa.
Namun, NASA malah mengabaikan hal itu karena mengkhawatirkan kenyamanan para astronaut di dalam ruang pesawat yang panas dan pengap, terombang-ambing oleh gelombang lautan.
Pejabat NASA memutuskan membuka pintu, menjemput para astronaut dengan kapal karet dan helikopter.
Mereka mengenakan pakaian biokontaminasi dan memasuki fasilitas karantina di kapal, tapi setelah kapsul dibuka di laut, udara di dalamnya keluar.
Untungnya, misi Apollo 11 dan beberapa pesawat luar angkasa tidak membawa kembali kehidupan alien yang mematikan ke Bumi.
2. Uji bom atom tahun 1945 para ilmuwan dan pejabat pemerintahan AS mengambil risiko dan berpotensi menimbulkan bencana besar.
Sebelum uji senjata atom pertama pada tahun 1945, para ilmuwan di Proyek Manhattan melakukan perhitungan yang menunjukkan kemungkinan mengerikan.
Dalam salah satu skenario, panas dari ledakan fusi akan menjadi begitu besar sehingga bisa memicu fusi yang tak terkendali.
Dengan kata lain, tes tersebut bisa saja tak sengaja membakar atmosfer, membakar lautan, menghancurkan sebagian besar kehidupan di Bumi.
Studi selanjutnya menunjukkan bahwa hal itu kemungkinan besar tidak mungkin.
Akan tetapi, sampai hari pengujian, para ilmuwan terus memeriksa kembali analisis mereka. Lalu ketika hari pengujian tiba, para pejabat pun memutuskan untuk tetap melanjutkan eksperimen mereka.
Namun, saat ledakan atom ternyata lebih panjang dan lebih terang dari yang diperkirakan, setidaknya satu anggota tim yang menonton mengira bahwa kemungkinan terburuk telah terjadi.
Salah satunya adalah presiden Universitas Harvard James Conant, yang awalnya merasa kagum, tapi mendadak berubah ketakutan.
“Dia tak yakin bom itu akan berhasil, dan juga akan ada konsekuensi yang sangat berbahaya, dan dia mengatakan bahwa dia menyaksikan, ‘akhir dunia’,” kata cucu perempuannya, Jennet Conant, kepada Washington Post.
Bagi filsuf Toby Ord dari Universitas Oxford, momen itu adalah poin penting dalam sejarah manusia. Dia mencatat waktu dan tanggal tes senjata atom yang diberi nama projek Trinity, yaitu pukul 05:29 pada 16 Juli 1945.
Tanggal ini dianggapnya sebagai awal dari era baru kemanusiaan yang ditandai kemampuan manusia untuk menghancurkan diri sendiri.
“Tiba-tiba kita melepaskan begitu banyak energi hingga mencapai suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Bumi,” kata Ord dalam bukunya “The Precipice”.
Dia menulis bahwa terlepas dari ketelitian para ilmuwan Manhattan, perhitungan tadi tidak pernah ditinjau oleh ilmuwan sejawat dari pihak yang tidak berkepentingan.
Juga tidak ada bukti bahwa ada wakil rakyat yang diberitahu tentang risiko tersebut, apalagi pemerintah lain.
Para ilmuwan dan pemimpin militer terus maju dengan keputusannya sendiri.
Ord juga menyoroti bahwa, pada tahun 1954, para ilmuwan salah hitung dalam uji coba nuklir lainnya. Alih-alih ledakan 6 megaton seperti yang diharapkan, ledakannya malah mencapai 15 megaton.
Reporter: Indah Utami