MINEWS, JAKARTA– Para pendiri lembaga survei angkat bicara terkait pernyataan Prabowo Subianto yang menilai lembaga survei saat ini banyak bohong. Denny Januar Ali, pendiri LSI Denny JA mengungkapkan bahwa pernyataan itu dilandasi oleh pengalaman Prabowo yang pernah menjadi korban lembaga survei di Pilpres 2014.
“Itu adalah pengalaman personal dia yang pahit karena dia pernah tertipu oleh lembaga survei yang salah, yaitu pengalaman quick count di Pilpres 2014 cuma itu tak bisa di generalisir untuk semua lembaga survei,” ujarnya kepada wartawan, Senin 25 Maret 2019.
Pernyataan Prabowo, jelas Denny juga diwarnai dengan melihat elektabilitas Prabowo-Sandi yang selalu kalah dengan Jokowi-Ma’ruf. Namun, menurutnya hasil itu merupakan fakta karena semua lembaga survei mengeluarkan hasil yang sama. Perbedaannya hanya menunjukkan selisih antarpaslon.
“Kebetulan sekarang ini lembaga survei hasilnya tak menyenangkan Prabowo, jadi coba cari saja di Google, semua lembaga survei yang berjumlah sekitar 20, itu Jokowi menang, yang beda hanya selisihnya, ada yang selisihnya kecil di bawah 10 persen ada yang di atas 10 persen,” katanya.
Senada diutarakan oleh Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Yunarto Wijaya, ia menilai Prabowo trauma dengan lembaga survei yang sempat membohonginya. Dia menyarankan agar Prabowo menelaah pengalaman pribadinya secara ilmiah.
“Sebenarnya Prabowo lagi curhat dan cerita tentang pengalaman dibohongi lembaga survei di tahun 2014,” katanya.
Kemudian Direktur Riset Populi Center, Usep S Ahyar menambahkan hasil dari lembaga survei melakukan pekerjaan sesuai dengan metodologi ilmiah dan hasilnya pun dapat diuji. Jika keberatan, ia menyarankan lebih baik melaporkannya ke dewan etik.
“Nah sebenarnya ini kan retorika ya, ya menurut saya ditunjuk saja mana yang berbohong kemudian kenapa berbohong? Kalau memang berbohong mengadilinya itu kalau menurut saya bukan dengan politik, tapi dengan cara diajukan ke Dewan Etik (Persepi), lalu kemudian tolong diperiksa,” katanya.
Sebelumnya Prabowo memberikan pernyataan itu saat kampanye terbuka di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 24 Maret 2019. Prabowo menyebut lembaga survei banyak bohong dan bekerja sesuai pesanan.