Dikarang Plato, Atlantis Itu Sebenarnya Tak Ada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Teka teki dan gagasan tentang Atlantis, anak benua dari pulau yang hilang sudah menjadi pembicaraan berabad-abad lamanya. Benarkah ada sebuah wilayah yang peradabannya maju dan situasinya seperti di surga?

Ribuan buku, majalah, dan situs web khusus membahas soal Atlantis. Dan ini menjadi topik populer dari zaman dulu hingga sekarang. Sejumlah penelitian hingga riset mencari wilayah yang hilang ini dilakukan sejumlah kalangan.

Bagi Anda penggemar film tentu tak asing dengan Film Aquaman yang tayang beberapa waktu lalu. Tokoh Aquaman yaitu Arthur Curry adalah manusia yang leluhurnya adalah orang Atlantis. Dalam film itu ada visualisasi tempat tinggal leluhur Arthur Curry. Sebuah wilayah di dasar laut yang indah dengan bangunan teknologi canggih. Begitupun budaya mereka. Masyarakat Atlantis dalam Aquaman digambarkan tidak bersahabat. Mereka tak menyukai manusia daratan dan hampir tak pernah bersentuhan dengan budaya darat. Mereka juga punya teknologi persenjataan yang kuat. Sehingga membuat mereka arogan dan agresif.

Lalu, bagaimana sebenarnya Atlantis bermula? Apakah benar ada daerah ini? atau hanya sekadar dongeng saja?

Dongeng Plato

Ini semua berasal dari catatan dialog Plato, dan dua temannya Timaeus dan Critias. Plato menulis catatan ini sekitar 360 SM. Ia menulis Atlantis berdasarkan cerita temannya Critias yang juga mendengarnya dari kakeknya seorang cendekiawan dan ahli hukum bernama Solon.

Sedangkan Solon juga mendengar cerita ini dari pendeta penjaga kuil Dewi Neith di Mesir. Pendeta Mesir itu mengatakan kepada Solon bahwa orang-orang Yunani di masanya tak lagi mengenal Atlantis karena hilangnya catatan sejarah akibat bencana. Untungnya Masyarakat Mesir yang berhubungan dengan orang-orang Yunani masih menyimpan kisah itu.

Plato kemudian mencatat bahwa ada sebuah pulau Atlantis yang terletak di sebelah barat Selat Gibraltar Spanyol. Ia menggambarkan luas Pulau Atlantis ini lebih besar dari Libya dan Asia Minor. Konon, dalam mitologi Yunani, leluhur bangsa Atlantis adalah Dewa Poseidon.

Pada suatu masa Poseidon menikahi seorang gadis penghuni Atlantis bernama Cleito. Lalu lahirlah lima pasangan anak kembar. Poseidon lantas membangun sebuah istana-istana megah untuk Cleito dan anak-anaknya. Atlas, si anak tertua, lalu menjadi raja. Namanya kemudian menjadi sebutan bagi penghuni pulau tersebut.

Berkat perlindungan Poseidon, Atlantis menjadi negara pulau yang subur, kaya, dan kuat secara militer. Bangsa ini semakin maju setelah mereka mengenal teknologi. Karena semakin besar dan kuat, bangsa ini menjadi arogan. Akhirnya mereka kemudian mulai melakukan invasi ke negara-negara sekitarnya termasuk menjadikan mereka sebagai budak.

Rajanya Dewa, Zeus jelas murka dengan kelakuan Bangsa Atlas. Ia pun mengutuk bangsa ini hingga saking marahnya pulau Atlantis ia benamkan ke dasar samudera.

Menurut Ronald H. Fritze dalam buku Invented Knowledge: False History, Fake Science and Pseudo-Religions, kejadian ini terjadi sekira 9.400 sebelum masehi.

Selain Plato, beberapa cendekiawan  Yunani kuno lain seperti Strabo, Diodorus, Siculus dan Plutarch juga pernah menyebut Atlantis. Tetapi semua cendekiawan ini kembali menunjuk sumbernya dari Plato.

Karenanya, keaslian Atlantis sebagai negara atau pulau nyata pun meragukan.

Sejumlah analis dan cendekiawan menyebut Atlantis adalah karangan Plato dan sifatnya hanya fiksi. Plato menulis Atlantis sebagai antitesis masyarakat Athena yang ideal. Selain dasar sejarahnya tak jelas, cerita peradaan Atlantis versi Plato hanyalah biasa-biasa saja.

Namun, ketiadaan sumber sejarah yang kuat toh tak bisa membendung hasrat orang untuk mengungkap keberadaan Atlantis. Meski Plato secara gamblang telah menyebut letak dan waktu raibnya Atlantis, sejumlah teori pun tak bisa mendukung keberadaan pulau ini.

Ignatius Donnelly

Namanya Ignatius Donnelly. Ia adalah anggota Kongres AS. Ia adalah biang kerok soal kepercayaan dan keyakinan pada Atlantis. Donnelly adalah seorang sejarawan amatir.  Pada 1882, ia menerbitkan tulisan tentang Atlantis yang berjudul The Antediluevian World. Dalam tulisannya Donnelly meyakini cerita Plato adalah kebenaran sejarah. Donelly juga menambahkan bahwa semua peradaban besar di bumi bermula dari Atlantis.

Tulisan Donnelly pun menjadi bahan pembicaraan di mana-mana. Ia tak hanya sekadar mempopulerkan cerita Plato. Donnely menambahkan beberapa fakta yang berasal dari imajinasinya sendiri. Munculah mitos Atlantis yang kemudian menghebohkan dunia saat itu.

Benua Atlantis
Benua Atlantis

Selain Donnelly, pada 1970 seorang penulis Charles Berlitz dalam bukunya Mistery of Atlantis mengatakan bahwa Atlantis adalah pulau yang terletak di lepas pantai Bahama. Pulau ini tenggelam oleh gaya tarik Segitiga Bermuda.

Sebelumnya tahun 1958 muncul buku Earth’s Shifting Crust. Pengarangnya adalah Charles Hapgood. Sama seperti Donnelly dan Berlintz, riset buku ini tak jelas. Buku ini hanya menyebutkan Atlantis sebenarnya adalah Antartika. Menurut perkiraannya Atlantis tenggelam sekira 12.000 tahun lampau akibat pergeseran kerak bumi. Atlantis yang berbudaya maju bergeser hingga ke kutub selatan bumi yang dingin dan kemudian membeku. Namun sekitar tahun 1970, teori ini terbantahkan saat ilmu lempeng tektonik mulai berkembang.

Laut Hitam

Terletak di antara Eropa bagian tenggara dengan Asia Kecil atau Anatolia. Laut ini menjadi penghubung beberapa jalur laut, seperti Laut Tengah, Laut Marmara serta Laut Azov. Black Sea atau Laut Hitam kira-kira berbentuk lonjong dan memiliki kedalaman sekitar 7.250 kaki atau 2.210 meter.

Posisi perairan ini tergolong strategis, karena menghubungkan beberapa jalur laut. Jalur ini sering menjadi lalu lintas kapal pengangkut barang dari Eropa Timur ke seluruh dunia. Perairan ini tidak pernah sepi, karena selalu menjadi jalur transportasi laut utama.

Nah, muncul teori terbentuknya laut hitam dengan tenggelamnya Atlantis. Teori ini menganggap Atlantis sebenarnya adalah kisah dongeng yang terilhami dari peristiwa geologis sekira 5600 tahun sebelum Kristus lahir. Pada masa itu tanah genting—yang kini jadi Selat Bosporus—jebol dan menggenangi danau Laut Hitam. Orang-orang yang selamat dari bencana ini lantas menyebarkan dongeng tentang peristiwa ini hingga sampai pada Plato.

Dongeng Atlantis sebagai kisah tentang kejadian bencana geologi agaknya lebih masuk akal. Kemungkinan besar Atlantis merujuk pada letusan pulau gunung api Thera di Laut Aegea pada 1525 sebelum masehi. Letusan gunung api Thera itu diperkirakan 10 kali lebih kuat dari pada letusan Krakatau pada 1883. Sebagian tubuh gunung api Thera juga lenyap.

Erupsi itu pun tak ayal memicu tsunami yang menerjang Pulau Kreta yang terletak 70 kilometer di selatannya. Dan memusnahkan peradaban bangsa Minoan. Atlantis cocok dengan peradaban Minoan yang memang merupakan peradaban besar pertama di Eropa paling maju di masanya.

Bangsa Minoan
Bangsa Minoan

Berbagai teori dan penelitian telah dilakukan untuk mencari dan melacak keberadaan Atlantis.  Tanda paling jelas bahwa Atlantis adalah mitos adalah bahwa tidak ada penemuan jejak wilayah ini. Meski sekarang  oseanografi dan pemetaan dasar laut dalam beberapa dekade terakhir mengalami kemajuan.

Namun legenda Atlantis tetap hidup. Masih banyak orang punya imajinasi tentang wilayah ini. Terutama masyarakat yang butuh dengan gagasan utopia (wilayah surga) tersembunyi yang telah lama hilang. Catatan Plato tetap menjadi legenda soal surga yang hilang ini meski Atlantis sebenarnya memang tak ada.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini