Dari Jamaika, Ganja Menjadi Konsumsi Kaum Rastafaria

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ganja memang identik dengan aliran Rastafari serta daerah Jamaika. Kaum Rastafaria berhasil menyuarakan penggunaan ganja untuk dilegalkan dalam upacara.

Rastafari menganggap bahwa ganja sebagai herbal yang suci dan digunakan untuk menenangkan pikiran yang sedang bermasalah serta memungkinkan seseorang untuk dapat berpikir dengan lebih jernih setelah mengonsumsinya.

Ganja ini biasanya digunakan para praktisi Rastafari yang sedang berkumpul dengan saling berbagi pipa atau lintingan ganja sebelum membahas hal-hal filosofis. Hal itu menurut mereka dapat meningkatkan penalaran, hubungan sosial, dan koneksi seseorang dengan Tuhan yang mereka sebut “Jah”.

Jika di Indonesia penggunaan ganja sangat dilarang oleh pemerintah, maka di Jamaika, kalian akan kaget melihat pohon ganja tumbuh di sana. Hal ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat, terutama mengenai Rastafaria.

Meskipun Rastafari sering dikaitkan dengan penggunaan ganja, mereka bukanlah agama pertama yang menggunakannya. Agama Hindu merupakan agama pertama yang menggabungkan penggunaan ganja dengan kegiatan spiritual mereka. Banyak sektenya yang menggunakan ganja untuk ritual keagamaan.

Sejak genre reggae dipopulerkan oleh Bob Marley, pengikut aliran Rastafaria semakin bertambah. Banyak yang menyimpulkan bahwa Rastafaria adalah sebuah agama, namun Rastafara menyebutkan bahwa ini adalah aliran dan kepercayaan karena agama sendiri bersifat terorganisir.

Banyak keunikan yang dapat kita ketahui tentang aliran Rastafari ini selain mengenai penggunaan ganja. Sebenarnya penggunaan ganja juga memiliki tujuan lain. Kaum Rastafari menganggap bahwa tubuh mereka harus dicintai seperti sebuah kuil persembahan.

Mereka menghindari mengonsumsi alkohol, tembakau, bahkan kafein yang dianggap dapat mengganggu kesehatan apabila dikonsumsi. Bahkan, mereka berkomitmen untuk tidak mentato tubuh dan memanjangkan rambun menjadi gimbal sebagai bentuk kepatuhan.

Hal lain tentang aliran ini adalah memiliki dialek yang unik. Kaum Rastafari di Jamaika pertama menciptakan sebuah dialek yang diberi nama Jamaican Creole yang diambil dari bahasa Inggris pada umumnya.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini