Benarkah Ada Bangsa Agartha di Perut Bumi?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Apa sebenarnya yang ada di bawah bumi kita? benarkah ada kehidupan lain seperti yang tergambar dalam berbagai kisah fiksi dan cerita-cerita mitos?

Tahun 2021 lalu, sejumlah ilmuwan takjub menemukan ‘dunia baru’ yang tersembunyi di dalam inti Bumi. Inti bagian dalam Bumi, lapisan terdalam dari planet, sebagai bola besi dan nikel yang sebagian besar berwujud padat. Berukuran sekitar 1.220 km. Penemuan Ini pada jarak sekitar 5.149 di bawah permukaan Bumi. Dan inilah yang bertanggung jawab menghasilkan medan magnet planet.

Sejak tahun 1950-an, para ilmuwan umumnya sepakat bahwa inti bagian dalam adalah padat. Dan dikelilingi oleh lapisan logam cair. Tetapi menurut penelitian baru yang diterbitkan University of Hawaii, inti ‘padat’ mungkin jauh lebih lunak dari yang diduga sebelumnya.

Padat dan lunak ini kemudian menjadi perdebatan ketika muncul mitos soal adanya kehidupan di bagian tersebut.  Apalagi terkait dengan teori mengenai relasi kehidupan manusia di Bumi. Bahwa Bumi, planet berusia kira-kira 4,5 miliar tahun ini, hampa di bagian tengahnya (‘hollow Earth’). Dan, konon, di situlah menghuni bangsa Agartha yang penuh kebijaksanaan dan pengetahuan.

Mitos dan kisah ini pertama kali tercetus oleh seorang okultis asal Prancis, Alexandre Saint-Yves d’Alveydre. Ia menerbitkan buku Mission de l’Inde en Europe (1886). Buku tersebut diklaim Saint-Yves sebagai kesaksian “yang meyakinkan” terhadap keberadaan bangsa Agartha.

Menurutnya, bangsa Agartha ini tinggal di gua-gua jauh di bawah tanah. Dan mereka berkomunikasi kepadanya secara telepatik. Mereka, kata sang okultis Prancis, awalnya adalah sejumlah pemerintah di muka Bumi yang tersingkir ke dalam ruang Bumi yang hampa di akhir jaman Kali Yuga, kira-kira 3.200 SM.

Saint-Yves memang seorang okultis yang pendapat-pendapatnya kontroversial. Namun, ternyata bukan hanya dia yang percaya bahwa Bumi ini hampa.

Edmond Halley pada 1692 adalah astronomer dan ahli geofisika yang  menemukan komet Halley. Ia meyakini bahwa Bumi memiliki kedalaman 800 km dan terdiri dari dua cangkang bulat serta sebuah inti. Di antara lempeng konsentrik itu terdapat ruang hampa.

Teori Halley ini masih ada yang mempercayai secara turun-temurun. Di abad ke-19, John Cleves Symmes Jr dan Jeremiah N. Reynolds, dua orang yang ngotot mempertahankan pemahaman dunia yang hampa.

Dalam buku Banvard’s Folly (Picador, 2001), Symmes yakin bahwa di kutub utara dan selatan terdapat masing-masing sebuah lubang yang bisa mengantar manusia ke kawasan di dalam Bumi.

Ide ini kemudian menginspirasi Reynolds, seorang editor surat kabar. Untuk membuktikannya ia mencoba mencari pendanaan dari pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan ekspedisi ke Kutub. Namun pemerintah AS menolak mentah-mentah ide gila ini.

Kebudayaan Kuno

Dari sekian banyak agama yang ada di muka bumi ini, agama Hindu sangat mempercayai adanya kehidupan di perut bumi.

Nama Agartha konon berasal dari ‘Aryavartha’, lokasi asal mula Agama Hindu. Aryavartha juga terkait erat dengan sebuah tempat dalam kultur Budha Tibet bernama Shambhala. Namanya berarti “tempat penuh kedamaian”.

Menurut mitos dan legenda, Agartha adalah tempat istimewa di mana penghuninya sangat sempurna. Mereka memiliki ilmu tinggi, dan kekayaan alam yang berlimpah.

Dari legenda, Agartha sebagai penghuni ‘di dalam’ bumi. Plato pernah menulis tentang Agartha. Ia mengatakan, “Ada sebuah tempat di dalam bumi yang jalan menuju ke tempatnya melalui terowongan sempit rahasia yang menghubungkan ke empat sudut (mata angin) Bumi.”

Selain Hindu, Agartha juga ada dalam beberapa ajaran agama. Segelintir orang juga mempercayai adanya tempat tersembunyi yang berisi makhluk-makhluk di bawah tanah. Ada yang percaya bangsa Agartha adalah Yakjuj Makjuj atau Gog Magog dalam ajaran Islam, Kristen dan Yahudi.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini