MATA INDONESIA, PARIS – Bagi umat Katolik, Sanctuary of Lourdes yang berada di Prancis menjadi tujuan utama untuk berziarah.
Dulu, sebelum pandemi, terhitung ada sekitar 15.000 peziarah yang datang setiap harinya. Ketertarikan wisatawan dan umat Katolik berziarah ke wilayah ini dikarenakan pada tahun 1858 Bunda Maria menampakkan diri kepada gadis polos bernama Bernadette Soubirous. Tak lama kemudian kota ini menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia perziarahan dan wisata religi bagi umat Katolik diseluruh dunia.
Sejak itu diperkirakan 200 juta orang mengunjungi Lourdes. Dan pada tahun 1860 Gereja Katolik Roma resmi mengakui terdapat 69 penyembuhan ajaib di goa tempat bertemunya Bunda Maria dengan Bernadette. Uji kesembuhan telah diperiksa menggunakan kriteria Gereja untuk keaslian dan otentikasinya serta penyembuhan mukjizat tanpa dasar fisik atau psikologis selain kekuatan penyembuhan dari mata air ini.
Sayangnya kegiatan ziarah itu diberhentikan sementara akibat pandemi Covid-19.
Melihat kondisi tersebut, otoritas gereja memutuskan untuk mengadakan ziarah oline yang ditayangkan di TV Lourdes. Menariknya, mereka menayangkan ulang acara kebaktian itu lewat saluran TV Gereja Katolik nasional, KTO. Tayangan ulang itu juga disiarkan lewat saluran radio dan televisi di lima benua.
Benar saja, upaya itu berhasil menarik perhatian para penonton serta pengguna media sosial. Terhitung, jumlah penonton mencapai lima juta dalam sehari dan pengikut media sosial telah melonjak hingga 40 persen.
Mathias Terrier, kepala fasilitas studio Lourdes Sanctuary mengatakan bahwa lonjakan itu terjadi karena acara kebaktian menggunakan empat bahasa yaitu Prancis, Italia, Inggris dan Spanyol. Alasannya karena agar umat Katolik di seluruh dunia dapat mengikuti ibadah tersebut.
Bukan hanya itu, kini tempat tersebut memiliki stasiun radio sendiri yang bernama Radio Presence. Meski begitu, Kepala Biara Sanctuary of Laurdes yang bernama Olivier Ribadeau Dumas mengatakan bahwa solusi itu hanya bersifat sementara. ”Tujuan dari semua siaran ini untuk menciptakan keinginan mereka yang ingin kembali ke Lourdes,” kata Olivier Ribadeau Dumas.
Ziarah online itu ternyata menghambat jumlah pemasukan hotel setempat. Diketahui, Lourdes memiliki 143 hotel terbesar di Prancis. Sepinya peziarah yang datang membuat bisnis hotel berjalan sangat lambat. Christian Giles, salah satu pemilik hotel mengatakan bahwa dirinya sangat berharap peziarah bisa datang kembali. ”Tahun ini kami tidak bisa berharap banyak. Perlu dua atau tiga tahun lagi sebelum kami kembali normal,” kata Christian Giles. Meski begitu, beberapa hotel di daerah tersebut akan buka kembali pada bulan Juli.
Selain tempat penginapan, hal itu juga berdampak bagi bisnis tur yang bernama Tangney Tours. Setiap tahunnya, perusahaan tur itu menyelenggarakan ziarah untuk 10.000 pengunjung yang berbasis di Inggris. Sayangnya, kini tidak ada satu pun jadwal keberangkatan. Meski begitu, mereka tetap mengadakan siaran langsung.
Reporter : R Al Redho Radja S