MATA INDONESIA, KAIRO – Sosok Firaun berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Mesir Kuno. Gelar Firaun adalah sebutan raja bagi masyarakat Mesir kuno.
Dari sekian banyak Firaun yang selama ini dikenal, salah satunya perempuan dan ada pula yang masih berusia 9 tahun.
Sejak periode Dinasti Awal sekitar tahun 3100 SM, Mesir Kuno memberi gelar Firaun untuk tokoh masyarakat yang berperan penting dalam hal pertumbuhan dan perkembangan negara di berbagai bidang.
Oleh karena itu, mereka yang diberi gelar Firaun membuat banyak gagasan untuk kepentingan negara, seperti membuat bangunan sejarah hingga menjadi ikon populer peradaban Mesir Kuno.
Di bawah ini terdapat tujuh Firaun terkenal sesuai periode kekuasaannya.
Menes
Menes menjadi Firaun pertama dalam perkembangan Mesir Kuno dari Dinasti Pertama pada periode Dinasti Awal yang terjadi sejak tahun 3100 SM-2686 SM. Tokoh masyarakat Mesir Kuno ini diangkat menjadi Raja dan diberi gelar Firaun karena dapat menyatukan 2 daerah, Mesir Hulu dan Mesir Hilir di sepanjang lembah Sungai Nil menjadi satu kesatuan.
Selain itu, di masa kekuasaannya, Raja Menes membuat Mesir Kuno subur di bidang pertanian dan irigasi.
Djoser
Penerus Raja Menes, yakni Raja Djoser memerintah pada periode Kerajaan Lama 2686 SM-2649 SM. Sejarah mengatakan pada 2630 SM, Raja Djoser memerintahkan seorang Arsitek, Pendeta, dan Penyembuh bernama Imhotep untuk membuat makam untuknya. Makam tersebut sekarang dikenal sebagai Piramida bertingkat di Saqqara, Memphis, Mesir.
Khufu
Raja kedua yang memerintah dari Dinasti keempat Mesir sejak 2589 SM-2566 SM ini, berhasil membuat Piramida Agung di Giza yang pada masanya pembangunan piramida Mesir mencapai puncaknya. Bangunan Piramida Agung dibuat untuk menghormati Raja Khufu.
Pengerjaan piramida memerlukan 20 tahun, namun para pekerjanya dikatakan bekerja secara sukarela karena menganggap Raja Khufu titisan Dewa. Mereka yang beranggapan Raja Khufu sebagai titisan Dewa diperlakukan dengan baik dengan diberi tempat tinggal dan makanan yang terjaga.
Hatshepsut
Hatshepsut merupakan satu-satunya Firaun yang berjenis kelamin perempuan. Ia berkuasa pada periode Kerajaan Baru Mesir dan merupakan Firaun ke 6 dari Dinasti ke 18. Hatshepsut adalah Raja perempuan yang paling sukses dari perempuan lain yang pernah memerintah Mesir.
Pemerintahan Hatshepshut menghasilkan hubungan internasional yang maju dan tingkat ekonomi yang stabil sehingga membuat Mesir menjadi negara kuat.
Amenhotep III
Pada tahun 1388 SM-1351 SM, Raja Amenhotep III menjadi penguasa ke 9 dari Dinasti yang sama seperti Hatshepsut. Di masa pemerintahan Raja Amenhotep III, Mesir mengalami kemajuan di bidang seni, yakni Arsitektur dan Artistik.
Akhenaten
Setelah meninggal, Raja Amenhotep III digantikan posisinya oleh sang anak, Akhenaten. Akhenaten yang memerintah 1351 SM-1334 SM menandai Mesir dengan melakukan revolusi agama di masa pemerintahannya.
Awalnya Akhenaten bernama Amenhotep IV, namun ia menggantinya dengan Akhenaten yang berarti “dia yang melayani Aten”. Ia meyakini bahwa Dewa Matahari Aten merupakan Dewa yang paling benar dari dewa-dewa lain. Ia juga memiliki istri terkenal bernama Nefertiti yang ikut membantu di masa pemerintahan Akhenaten.
Tutankhamun
Bisa dibilang Tutankhamun merupakan Raja termuda dalam silsilah Firaun. Ia yang merupakan anak dari Raja Akhenaten menjadi Raja di umur 9 tahun. Keberadaannya menjadi ikon populer dari peradaban Mesir Kuno.
Namun, sayangnya, selain menjadi Raja termuda juga menjadi Raja yang memerintah tercepat. Raja Tutankhamun meninggal di usia 19 tahun.
Reporter : Rama Kresna Pryawan