MATA INDONESIA, OTTAWA – Para ilmuwan memperkirakan Thwaites, gletser terbesar di antartika yang luasnya seukuran Florida dan Inggris, akan mencair dengan cepat karena perubahan iklim.
International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC) mengatakan penyebabnya adalah menghangatnya air laut di bawah bagian depan Thwaites. Air hangat ini berbaur dengan es, yang lama kelamaan akan melemahkan es sehingga es gletser mencair dan membuat zona gletser utama mengambang di laut.
Karena itulah sekelompok peneliti dari Inggris dan Amerika Serikat terlibat dalam penelitian tersebut. Sebenarnya, hal ini tidak memiliki pengaruh yang besar pada permukaan laut global dan hanya akan memiliki pengaruh yang kecil terhadap daerah yang terdampak.
Namun jika semuanya mencair, permukaan laut akan naik setinggi 65 cm lantaran adanya banyak es di hulu cekungan drainase gletser tersebut. Ini juga akan berpengaruh pada nasib gletser di masa yang akan datang.
Prof Ted Scambos, Koordinator Utama Ahli Glasiologi Amerika Serikat untuk ITGC, memperkirakan kurang dari satu dekade akan ada perubahan dramatis di bagian depan gletser. Ia menambahkan, penelitian dan studi lainnya terkait Thwaites juga telah menunjukkan adanya peristiwa yang sama ke arah tersebut.
Ia mengatakan, hal ini tentu akan mempercepat proses pencairan Thwaites dan pada akhirnya akan menimbulkan bahaya bagi gletser. Kecepatan arus Thwaites sendiri telah berlipat ganda selama 30 tahun terakhir.
Saat ini, tepi bongkahan es bagian timur selebar 40 km itu tertahan oleh pegunungan bawah laut, sehingga kecepatannya hanya 600 m per tahun, jauh lebih lambat daripada bongkahan es di bagian barat yang memiliki lebar dua kali lipat lebih besar.
Namun di masa depan, diperkirakan kecepatannya akan meningkat menjadi 2 km per tahun, kecepatan yang sama dengan kecepatan bongkahan es bagian barat saat ini.
Namun tim ITGC mengatakan bongkahan bagian timur kemungkinan akan lepas dalam beberapa tahun ke depan. Pada akhirnya akan menimbulkan kondisi yang tidak stabil. Dan jika pun bongkahan bagian timur bertahan, retakan pasti akan terus terjadi pada bongkahan es. Sehingga bisa saja nantinya akan memecah area tersebut.
Dr Erin Pettit dari Oregon State University, Amerika Serikat menggambarkan kondisi pecahan tersebut layaknya kaca jendela sebuah mobil. Jika mobil memiliki beberapa retakan di area tertentu yang kian lama kian menyebar. Ketika mobil melintasi polisi tidur, maka kaca jendela akan pecah ke segala arah.
Setiap musim panas, para ilmuwan rutin menyelidiki perubahan gletser dengan berbagai cara dan medan. Seperti dari kapal di depan Thwaites, dari atas es, hingga dari satelit.
Para ilmuwan tengah menyiapkan satu proyek dengan menciptakan kapal selam kuning kecil tanpa awak. Mereka memberinya nama “Boaty McBoatface”.
Kapal selam tersebut untuk menyelami lautan di bawah es gletser Thwaites yang mengambang. Mereka akan mengumpulkan data mengenai suhu air, turbulensi, arah arus, dan segala faktor yang memiliki pengaruh terhadap pencairan gletser.
Proses penyelamannya pun dilakukan dalam jangka waktu satu hingga empat hari dan ia memiliki teknologi yang dapat menavigasikan dirinya sendiri.
BBC/Reporter: Intan Nadhira Safitri