MATA INDONESIA, JAKARTA – Vanuatu hanya sebuah negara kecil di Pasifik. Tetapi kehadirannya sering membuat susah Indonesia karena mendukung kemerdekaan Papua.
Padahal negara itu berhutang budi kepada Indonesia. Berikut daftar dosa negara yang mendapat kemerdekaan dari Prancis, 30 Juli 1980 terhadap Indonesia;
1. Memberi Tempat Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) pimpinan Benny Wenda.
Gerakan yang berupaya membebaskan Papua Barat dan Papua dari Indonesia tersebut memang didirikan di Vanuatu pada 7 Desember 2014.
2. Susupkan Benny Wenda di Komisi Tinggi HAM PBB.
Pada 25 Januari 2019, Vanuatu membuat dosa besar untuk Indonesia karena mengikutsertakan Benny Wenda ke dalam delegasi mereka. Nama itu tercatat di delegasi Vanuatu saat melakukan kunjungan ke Komisi Tinggi HAM PBB di Jenewa, Swiss.
Padahal kunjungan kehormatan pihak negara-negara pasifik itu dalam rangka pembahasan Universal Periodic Review (UPR) Vanuatu di Dewan HAM.
3. Sering Ajukan Isu Kemerdekaan Papua di PBB.
Terakhir isu itu dibawa Vanuatu pada Sidang Dewan HAM PBB ke-42, 17 September 2019. Bersama dengan Kepulauan Solomon, mereka mengagendakan isu Papua dan Papua Barat.
Isu itu ditanggapi Delegai Indonesia yang mengawali tanggapan atas politisasi isu HAM oleh Vanuatu dengan menyampaikan sambutan baik dan penegasan para Pemimpin di Kepulauan Pasifik itu terhadap pengakuan kedaulatan Indonesia atas Papua. Hal itu sudah tercantum dalam Komunike Konferensi Tingkat Tinggi Pacific Island Forum (PIF) pada Agustus 2019.
Selanjutnya, Delegasi Indonesia menegaskan rasisme dan diskriminasi tidak memiliki ruang di negara demokratis Indonesia yang majemuk.
4. Jadi Negara Pendukung Separatis.
Penegasan itu diungkapkan Diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia Rayyanul Sangaji di Sidang ke-74 Majelis Umum PBB New York, September 2019.
Meski dibungkus dengan sikap seolah mendukung hak asasi manusia (HAM), namun dengan seringnya melakukan langkah provokatif terhadap pemisahan Papua Barat dan Papua dari NKRI menunjukkan aksi tersebut tidak lagi bersifat lokal.
Rayyanul juga menegaskan justru dukungan Vanuatu terhadap agenda separatis tersebut lah yang membuat konflik di Papua terus memanas yang merugikan masyarakat tidak berdosa.