Radio Malabar Cikal Bakal ORARI Bentukan Belanda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski 9 Juli diperingati sebagai hari lahirnya Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), namun sejarah radio amatir di Indonesia bermula pada 1925 saat penjajah Belanda menginginkan sambungan komunikasi yang aman antara Netherland di Eropa dan Hindia Belanda, daerah jajahannya.

Hal itu untuk menghindari diseret-seret ke ajang Perang Dunia Pertama. Alasannya Belanda ingin bersikap netral.

Sebab sebelumnya komunikasi mereka mengandalkan saluran kabel laut yang melintas Teluk Aden dan dikuasai Inggris sebagai salah satu negara yang terlibat Perang Dunia Pertama.

Maka Belanda melakukan percobaan dengan menempatkan beberapa stasiun relay di Malabar Bandung, Sumatra, Srilanka dan beberapa tempat lagi.

Radio Malabar, berdiri tanggal 5 Mei 1923, merupakan pemancar yang menggunakan teknologi arc transmitter terbesar di dunia saat itu. Listrik yang digunakan untuk mengoperasikan radio komunikasi itu adalah sebuah pembangkit tenaga air buatan Amerika Serikat yang diletakkan di Pengalengan dengan tegangan 25kV.

Jadilah Radio Malabar merupakan cikal bakal amatir radio di Indonesia dan merupakan radio pertama di Indonesia untuk komunikasi jarak jauh. Pada 1925 berdirilah International Amateur Radio Union (IARU) yang dikuasai Belanda.

Pada tahun 1925, Prof. Dr. Ir. Komans di Netherland berhasil melakukan komunikasi dengan Dr. Ir. De Groot yang menggunakan Radio Malabar di Pulau Jawa. Kejadian ini merupakan titik tolak masuknya Komunikasi Radio di Indonesia, dan Pemerintah Hindia Belanda mendirikan B.R.V. (Batavian Radio Vereneging) dan NIROM.

Para teknisi yang bekerja di kedua instansi ini umumnya adalah orang Belanda dan ada beberapa Bumi putra. Mereka terus berkoordinasi dan bereksperimen dengan komunitas radio amatir dunia sehingga Belanda menamakan komunitas di Hindia Belanda dengan nama Netheland Indice Vereneging Radio Amateur (NIVIRA).

Orang-orang pribumi yang menjadi anggota NIVIRA terus mengasah kemampuannya dalam bidang elektronika radio komunikasi itu yang kelak untuk membakar semangat kebangsaan.

Era pendudukan Jepang di Nusantara seluruh perangkat radio dan radio siaran peninggalan Belanda dimusnahkan dan diganti namanya menjadi Hoso Kanry Kyoku, sedangkan kegiatan radio amatir dilarang.

Akan tetapi, Amatir Radio Bumi Putra tetap berjuang dengan melakukan kegiatan secara sembunyi-sembunyi guna menunjang perjuangan kemerdekaan dengan membentuk Radio Pejuang Bawah Tanah, dan tak sedikit Amatir Radio yang dipenggal karena dituduh sebagai mata-mata Sekutu.

Frekuensi yang digunakan masih sangat rendah dalam panjang gelombang sangat panjang, tidak mengherankan jika antenna yang digunakan harus dibentangkan memenuhi gunung Malabar di Bandung Selatan. Sisa-sisa Radio Malabar masih terdapat di sana, yaitu berupa tiang-tiang antena-antena besar dan tinggi di tengah hutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini