MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian masyarakat tak jarang mengidentifikasi teroris dari penampilan. Padahal, anggapan itu tidaklah benar.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar teroris tidak bisa diidentikkan dari penampilan, termasuk cara berpakaian. “Tidak bisa diidentikkan orang seperti ini, seperti ini (teroris). Bisa saja mereka kamuflase pakaian biasa dan sebagainya,” katanya, di Jakarta, Senin 22 Juni 2020.
Pun ia menegaskan bahwa tak ada jaminan penampilan atau cara berpakaian tertentu identik dengan penganut paham radikal atau pelaku terorisme. Justru, kata dia, yang harus diwaspadai adalah cara pelaku menyampaikan pesan radikalisme.
Sebab kelompok radikalisme biasanya sudah menargetkan calon-calon korban. Terutama anak-anak muda yang akan direkrutnya melalui berbagai cara sehingga tanpa sadar mereka terbujuk.
Apalagi, lanjutnya, anak-anak muda berada dalam usia sedang mencari jatidiri yang menjadi sasaran empuk kelompok radikal untuk dipengaruhi. “Sangat dimungkinkan target tidak menyadari, misalnya dalam suatu pertemuan. Situasinya rentan, sementara pesan dan konten mereka sampaikan secara bagus maka akan cepat terpengaruh,” katanya.
Untuk itu, Boy meminta kalangan orang tua untuk memperketat pengawasan pergaulan anak-anaknya, terutama ketika mereka kerap ikut-ikut pertemuan dengan orang yang tidak dikenal.
“Waspada dengan orang yang tidak kita kenal, yang kita tidak tahu persis apa tujuannya. Ketahanan keluarga yang dapat memagari karena tanpa kita sadari, mereka (kelompok radikal) sudah menargetkan,” kata Boy.