MINEWS, JAKARTA – Presiden Joko Widodo dinilai berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Padahal, negara ini sedang ‘dihantui’ ketidakpastian perekonomian global.
Pengamat ekonomi dan pengajar Unika Atmajaya, Rosdiana Sijabat pun membandingkan kondisi perekonomian Indonesia dengan sejumlah negara lainnya. “Target pertumbuhan pemerintahan Jokowi cukup optimis, yakni 7 persen. Tapi semua pertumbuhan ekonomi global melambat. Amerika saja pertumbuhan ekonomi 2,9 persen. Indonesia tidak terlalu buruk, tapi juga tidak terlalu baik,” kata Rosdiana di Jakarta, Jumat 12 April 2019.
Ia pun membandingkan pertumbuhan ekonomi Singapura di tahun 2018 juga hanya 3 persen, sementara Vietnam dan Kamboja mencapai 6 persen. Menurut dia, pertumbuhan 5,2 persen di Indonesia adalah angka yang patut disyukuri untuk perekonomian yang sedang sepi.
Semisal di Asia Tenggara, lanjut dia, terjadi pelemahan permintaan barang dan jasa. Begitu juga dengan perekonomian global akan menekan perekonomian Indonesia.
“Jadi siapapun nanti yang terpilih, bagaimana meningkatkan aktivitas ekonomi dari sisi rumah tangga. Sebab faktor eksternal ini tidak bisa 100 persen kita atur,” ujarnya.
Rosdiana juga menyebutkan bahwa tantangan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan sangat berat, karena faktor internal atau dalam negeri, dan eksternal. Faktor eksternal adalah terjadi pelambatan kinerja ekonomi kawasan.
Secara terpisah Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi lima persen tidak mencapai target, namun jika melihat perekonomian global maka angka itu patut disyukuri.
“Dibandingkan negara G20, kita di nomor 3 setelah Tiongkok dan India. Kenapa dibandingkan dengan G20?, karena size ekonominya besar,” ujarnya.