MATA INDONESIA, JAKARTA – Dibutuhkan semangat dan optimisme dalam melawan pandemi Covid 19 ini. Program 10 Rumah Aman terus menguatkan tone #Menolak_Terserah.
Suara opimistis ini jadi energi untuk tetap memerangi pandemi Covid-19. Apalagi, protokol kesehatan sudah dijalankan penuh masyarakat. Beragam bantuan alat kesehatan juga sudah dialirkan Yayasan 10 Rumah Aman. Untuk itu, tetap fokus menjalankan himbauan pemerintah dan menjaga lingkungan tetap hijau Covid-19.
“Semua harus terus fokus dan optimistis kalau pandemi Covid-19 akan selesai. Tetap jalankan protokol kesehatan, meski dimulai dari hal-hal yang kecil. Tidak perlu mengumpat penguasa, apalagi masih terus menyalahkan keadaan. Ada banyak orang yang ketenangannya terusik oleh Covid-19. Untuk itu, mari #Menolak_Terserah,” ujar Pelapak Rumah Baca Cahaya Warok Yono.
Rumah Baca Cahaya merupakan member Pustaka Bergerak Indonesia. Lokasi dari Rumah Baca Cahaya berada di Lamongan, Jawa Timur. Mengikuti update informasi keseharian, mereka kini fokus mengkampanyekan #Menolak_Terserah. Hastag ini jadi anti bagi #indonesiaterserah. Tagar ini jadi viral karena dilakukan oleh tenaga medis yang menangani pandemi Covid-19, 15-16 Mei 2020.
Secara psikologi, #indonesiaterserah jadi refleksi bagi kekhawatiran dunia medis. Sebab, dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka peluang penyebaran Covid-19 meningkat lagi. Pelonggaran tersebut muncul diantaranya melalui beragam moda transportasi massal. Dari regulasi itu, beban tenaga medis otomatis meningkat. Apalagi, kapasitas rumah sakit terbatas.
”Sekali lagi, mari kita tolak ‘Terserah’ yang dimulai dari diri sendiri. Hal tentu penting agar segala daya upaya yang sudah dilakukan saat ini tidaklah sia-sia. Semua kini harus kembali percaya kalau pandemi Covid-19 akan selesai. Sebab, upaya memutus sebarannya terus dilakukan dan tidak kendor,” kata Yono lagi.
Menjalankan protokol kesehatan dan didorong 10 Rumah Aman, masyarakat Blimbing, Lamongan, pun secara bergotong royong menjaga lingkungannya agar selalu hijau Covid-19. Aktivitas rutinnya adalah pengukuran suhu tubuh warga sembari menyampaikan beragam informasi terkait penangannya. Ada juga pembagian masker, hingga bantuan sosial berupa distribusi sembako.
Kesehatan warga juga dijamin dengan pembagian hand sanitizer, penyemprotan disinfektan, selain edukasi rutin kepada warga. Edukasinya dilakukan melalui penyebaran pamflet, penayangan slide, hingga ‘woro-woro’ memakai mobil ambulan.
Aktivitas tersebut didukung penuh oleh keluarga besar Muhammadiyah Blimbing, Yayasan 10 Rumah Aman, dan Pustaka Bergerak Indonesia.
Bergabung juga Klinik Muhammadiyah Blimbing Lamongan, Rumah Baca Cahaya, hingga beragam elemen masyarakat.
Kegiatan ini juga melibatkan banyak aktivis Dasa Wisma. Para aktivis ini seperti, K-soerip BJ, Wahyu AD Bagus Far Ihun Elfin, Kusuma Jaya Eko Prasetya, Firdaus, hingga Wahid Inspirasi. Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka menjelaskan, masyarakat harus optimistis.
“Tidak ada alasan masyarakat untuk pesimistis. Mereka harus optimistis. Semua memang sudah merasa jengah karena aktivitas yang terbatas. Tapi, itu cara ideal untuk memutus mata rantai Covid-19. Kalau semua tetap dijalankan sesuai rencana, pasti hasilnya menjadi lebih baik,” kata Nirwan.
Masyarakat idealnya tidak kendor melawan pandemi Covid-19. Apalagi, soliditas terus ditunjukan oleh masyarakat Belimbing, Lamongan. Selain tenaga, aktivitas memerangi Covid-19 juga ditopang oleh para donatur. Mereka yang layak diapresiasi adalah Ida Musfiroh, Imam Wahyudi Kaisal, Matlubur Rifak, hingga Andrik Isyunanto.
“Menyerah dan tidak peduli itu bukan sifat masyarakat Indonesia. Semua tarikan negatif terkait Covid-19 haus dilawan. Dengan bergotong royong, permasalahan ini pasti akan cepat tuntas. Apalagi, warga kini sudah tahu dan terbiasa dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19,” ujar Kepala Staf Presiden Moeldoko.