Plasma Darah Menjanjikan, Tapi Harus Lalui Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski efektivitasnya masih perlu dibuktikan namun terapi plasma darah atau konvalesen untuk pasien Covid19 bergejala berat menunjukkan hasil menjanjikan.

Hal itu diungkapkan dokter spesialis hematologi dan onkologi Dr. dr. Lugyanti Sukrisman Sp PD-KHOM.

“Tetapi belum bisa mendapatkan data yang cukup untuk melihat dalam satu persentase,” kata anggota Tim Peneliti Plasma Konvalesen Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, Selasa 5 Mei 2020.

Menurut Lugyanti sampel dan subjek yang belum banyak dan masih ada penelitian terapi plasma darah yang masih berjalan hingga sekarang.

Meski begitu secara uji klinis sejauh ini hasilnya cukup menjanjikan, kata Lugyanti. Terapi plasma darah adalah jenis terapi yang ditujukan untuk pasien Covid19 dengan gejala berat.

Metode yang dilakukan untuk terapi ini adalah dengan mengambil plasma konvalesen dari pasien positif Covid19 yang sudah dinyatakan sembuh selama empat pekan.

Plasma dari darah tersebut akan ditransfusi ke pasien dengan gejala berat dengan tujuan antibodi dalam plasma akan bekerja membantu menetralisir virus yang ada di dalam tubuh.

Namun sayangnya penelitian itu masih masuk dalam data kecil sehingga diperlukan uji klinis dengan subyek yang lebih banyak agar bisa dibuat regulasinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini