Walt Disney Bangkrut! Ratusan Ribu Karyawan Tak Digaji

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAPandemi corona membuat semua perusahaan di dunia mengalami kebangkrutan karena tidak bisa beroperasi sehingga tak bisa menggaji karyawannya.

Hal itu terjadi pula kepada perusahaan hiburan terbesar Walt Disney yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tak menggaji lebih dari 100 ribu karyawannya.

Menurut laporan Financial Times, Walt Disney menghentikan pembayaran gaji untuk hampir setengah dari pekerjanya sehingga dapat menghemat pengeluaran hingga 500 juta dolar AS.

Dilansir BBC, Walt Disney mengatakan akan memberikan tunjangan kesehatan penuh untuk karyawan yang cuti tidak berbayar. Selain itu, Disney juga mendesak kepada seluruh karyawannya di Amerika Serikat (AS) untuk mengajukan tunjangan pemerintah melalui paket stimulus virus corona.

Jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran telah melonjak di atas enam juta sejak kebijakan lockdown secara nasional.

Sektor perjalanan dan hiburan paling terdampak secara finansial akibat kebijakan lockdown. Bulan lalu, Kepala Eksekutif Walt Disney, Bob Iger mengatakan akan menyerahkan seluruh gajinya selama pandemi virus corona. Iger merupakan salah satu eksekutif dengan bayaran tertinggi di sektor hiburan. Dia mengantongi gaji sebesar 47,5 juta dolar AS.

Selama kebijakan lockdown, taman hiburan Walt Disney di seluruh negara telah ditutup. Iger mengatakan, apabila kebijakan lockdown telah ditarik maka Walt Disney akan menetapkan kebijakan pemeriksaan suhu tubuh bagi para pengunjung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini