MATA INDONESIA, JAKARTA-Belum lama ini, striker Persib Bandung Wander Luiz dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pemain asal Brasil itu diketahui positif tanpa mengalami gejala dan hal itu menyita perhatian masyarakat.
Ada yang menyebutkan, bagi pasien positif corona tanpa keluhan apapun lebih berbahaya menularkan kepada orang lain. Namun, pada kasus Wander Luiz, ia cepat sadar untuk melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan positif.
Isolasi mandiri juga tidak berarti harus dirawat di rumah sakit. Seperti diungkapkan Juru bicara Pemerintah Indonesia khusus penanganan Covid-19 Achmad Yurianto yang menyatakan bahwa tidak semua kasus positif terjangkit virus corona harus menjalani isolasi di rumah sakit.
Dokter tim Persib Raffi Ghani kemudian menjelaskan orang dengan positif virus corona tanpa gejala apapun seperti yang dialami Wander Luiz, secara umum tidak ada masalah dengan kondisi kesehatannya.
“Tidak bergejala itu tidak ada keluhan apa-apa, di dalam orang itu sehat-sehat saja,” katanya.
Dalam dunia kedokteran, ada istilah self-limiting disease. Kondisi ini mengisyaratkan sesuatu akan berjalan dengan sendirinya meski tanpa perawatan medis atau gejala bisa sembuh sendiri.
“Virus corona adalah self limited disease, jadi sembuh dengan sendirinya. Untuk kasus Luiz positif tapi tidak ada gejala, dia sehat dan tidak ada kelurahan apapun seperti batuk, pilek, dan demam,” ujarnya.
Walau ada fakta kondisi bisa sembuh sendiri, Raffi mengungkapkan tidak berarti bahwa perawatan medis tak berpengaruh pada kesembuhan pasien yang lebih cepat. Selain perawatan medis, juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
“Virusnya kan enggak ada obatnya. Cuma tetap harus menjaga daya tahan tubuh, istirahat cukup, asupan makanan seimbang, olahraga teratur, dan mengatur tingkat stres. Dilakukan isolasi kan khawatir dia menularkan ke yang lain,” kata Raffi.
Sejauh ini, Raffi juga menekankan pentingnya melakukan social distancing. Sebelumnya ia sudah menerapkan protokol kesehatan di Persib untuk mengantisipasi penyebaran virus corona covid-19. Mulai dari larangan kontak fisik antar pemain, pelatih dan fans.
“Orang-orang terdekat kan tidak ada yang kena atau negatif semua. Itu karena kita menerapkan social distancing sejak 3 Maret. Itu salah satu kunci (memutus penyebaran),” kata Raffi.