MINEWS, PADANG – Mahalnya harga tiket pesawat membuat jumlah penumpang di Bandara Internasional Minangkabau mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat mencatat jumlah penumpang pesawat domestik di bandara tersebut turun hingga 13,85 persen pada Februari 2019.
Tercatat pada Februari jumlah penerbangan domestik yang berangkat sebanyak 765 kali. “Angka ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir,” kata Kabid Statistik Distribusi BPS Sumbar Teguh Sugiyarto, di Padang, Selasa 2 April 2019.
Begitu juga dengan jumlah penerbangan internasional yang berangkat dari Bandara Minangkabau pada Februari 2019 juga turun. Yakni 15,45 persen atau hanya 94 penerbangan, dibandingkan bulan sebelumnya mencapai 112 penerbangan
Sedangkan jumlah penerbangan domestik yang tiba di Bandara Minangkabau juga turun 13,48 persen. Dengan total penerbangan yang datang sebanyak 764 penerbangan dibanding Januari 2019 yang mencapai 883 penerbangan.
Teguh menyebutkan pada Februari 2019, pihaknya mencatat jumlah penumpang udara domestik yang berangkat dari Bandara Minangkabau sebanyak 96 ribu. Atau turun 19,93 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sedangkan jumlah penumpag domestik yang datang pada Februari 2019 hanya 94 ribu orang atau turun 17,30 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan harga tiket pesawat juga menimbulkan efek domino baru. Sejumlah pemilik usaha makanan dan minuman di Bandara Internasional Minangkabau, di Padang Pariaman juga merasakan imbas kenaikan harga tiket pesawat ditandai dengan sepi jumlah pembeli.
Salah seorang pengelola rumah makan Padang di Bandara Minangkabau Risa mengaku sebelumnya ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 7 juta per hari, namun sejak Januari hanya Rp 3 juta per hari saja sudah bersyukur.
Akibatnya, restoran Padang yang berada di area pintu keberangkatan penumpangan tersebut mulai mengurangi makanan yang disediakan mengantisipasi tidak terlalu banyak sisa.
Tidak hanya rumah makan Padang, Suci salah seorang karyawan gerai soto di Bandara Minangkabau juga mengaku pengunjungnya berkurang hingga 30 persen.
“Jika satu hari bisa mencapai 100 orang yang makan, sekarang 70 orang sudah banyak,” katanya lagi.
Beranjak ke lantai tiga area keberangkatan salah satu lounge yang ada di sana juga mengalami imbasnya.
Menurut Ana pengelola lounge biasanya dalam sehari mereka bisa melayani 50 pax namun sekarang turun jadi 30 pax. Semua pengelola usaha tersebut berharap harga tiket kembali normal, sehingga penumpang jadi ramai lagi di bandara.