MINEWS, JAKARTA – Rekam jejak calon aparatur sipil negara (ASN) perlu ditelusuri oleh pemerintah. Khususnya bagi mereka yang akan menempati posisi strategis.
Menurut Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya calon ASN yang terpapar radikalisme.
“Rekam jejak ditujukan untuk calon ASN yang akan menempati pos-pos strategis, bukan sekedar tenaga administratif. Tujuannya untuk mencegah sejak dini calon-calon ASN yang memiliki kemungkinan terimbas radikalisme,” katanya di Purwokerto, Selasa 26 November 2019.
Selain itu, dia juga berharap proses rekrutmen CPNS berjalan baik, sukses dan tetap menjaga transparansi. Misalnya dengan mempublikasikan proses rekrutmen secara daring agar publik dapat mengawasi jalannya proses rekrutmen.
Pemerintah pun diminta bisa terbuka terhadap pertanyaan publik terkait proses rekrutmen. Dalam seleksi CPNS kali ini, dirinya berharap pemerintah memprioritaskan tenaga fungsional guna mengatasi berbagai persoalan di berbagai sektor.
“Perlu memprioritaskan tenaga fungsional seperti analis, perencana, medis, peneliti, pendidik agar kompetensi para calon dapat digunakan untuk mengatasi berbagai persoalan di bidang pendidikan, kesehatan, pangan, energi, ekonomi dan sebagainya,” katanya.
Dia juga mengharapkan rekrutmen CPNS dapat menjaring putra-putri terbaik bangsa. “Rekruitmen juga diharapkan jangan hanya berorientasi pada penjaringan CPNS yang kompeten, tetapi juga memiliki bakat kepemimpinan,” katanya.
Pasalnya, kata dia, agar birokrasi dapat terus berkembang dibutuhkan tidak hanya aparatur sipil negara yang kompeten namun juga memiliki jiwa kepemimpinan yang mengarahkan kepada perubahan yang lebih baik.