MINEWS.ID, YOGYAKARTA – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan satu kali awan panas dan letusan dengan tinggi kolom 3.000 meter dari puncak, Senin 14 Oktober 2019 pukul 16.13 WIB. Letusan itu membuat warga panik.
Melalui akun twitter resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismogram memiliki durasi 270 detik dengan amplitudo 75 mm.
“Angin bertiup ke arah barat daya,” begitu keterangan BPPTKG melalui akun twitternya.
Meski begitu, BPPTKG tetap merekomendasikan jarak bahaya 3 kilometer (km) dari puncak gunung. Di luar radius tersebut masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
Warga Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, sempat panik keluar rumah setelah mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi yang meletus itu.
Di Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali warga bahkan berlarian keluar rumah setelah mendengar suara dentuman sebanyak dua kali.
Menurut Kepada Desa Jrakah Kecamatan Boyolali Tumar warga Jrakah setelah mendengar dua kali dentuman dari puncak Merapi keluar rumah langsung melihat ada kepulan asap putih ke atas.
Namun, kata dia, kondisi warga di Desa Jrakah hingga kini masih aman karena arah asap yang keluar dari puncak Merapi mengarah ke Sleman Yogyakarta.