Waspada! 3 Penyakit Musim Kemarau Ini Sebaiknya Tak Kamu Remehkan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Meski sudah diujung masanya, musim kemarau masih belum berakhir. Sejumlah penyakit berbahaya yang kerap menyerang manusia di musim ini masih menjadi ancaman nyata. Sebaiknya kamu waspada!

Ada beberapa jenis penyakit yang cenderung menjangkit seseorang kala musim kemarau tiba. Namun, ada tiga jenis yang umumnya paling sering menyerang manusia, yakni berikut ini:

1. Demam Berdarah

Pernah kamu merasa, di musim kemarau, nyamuk bukan berkurang malah bertambah banyak. Sebaiknya kamu berhati-hati, karena menurut penelitian para pakar, banyak kasus demam berdarah terjadi di musim kemarau. Menjaga kondisi tubuh tetap prima adalah kunci mencegah penyakit ini menyerang, terutama kamu harus perhatikan pola makan dan memastikan lingkunganmu bersih.

2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Jumlah debu akan bertambah banyak karena pada musim kemarau, hujan jarang, atau bahkan tak turun selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan lamanya. Debu dan kotoran akan mudah masuk ke tubuhmu melalui saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan infeksi. Gunakanlah masker saat berada di luar ruangan sebagai langkah antisipasi.

3. Diare

Musim kemarau, stok air bersih tentu saja berkurang. Kamu jadi rentan meneguk air yang tercemar bakteri. Atau, kamu juga sangat rentan mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi debu atau partikel-partikel berbahaya lainnya, yang berujung pada diare akut. Makanya, jangan jajan sembarangan di pinggir jalan, dan pastikan stok air bersihmu selalu tersedia.

 

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini