Mata Indonesia, Kulon Progo – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) terus berupaya menanggulangi abrasi di wilayah pesisir selatan, meskipun hingga kini belum tersedia anggaran khusus dari pemerintah pusat.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dislautkan Kulon Progo, Suryadi, mengungkapkan bahwa biaya untuk menangani abrasi cukup besar dan memerlukan langkah terpadu.
Bahkan, menurutnya, dana untuk program pemberdayaan nelayan saja masih sangat terbatas.
“Untuk program nelayan saja belum ada anggarannya, apalagi untuk penanganan abrasi,” ujarnya, Senin 10 November 2025.
Meski dengan keterbatasan dana, pihaknya tetap berkomitmen menjaga kawasan pesisir melalui pengawasan ketat terhadap aturan sempadan pantai.
Sesuai kebijakan Gubernur DIY, setiap bangunan di wilayah pesisir harus berjarak minimal 200 meter dari garis pantai.
Selain itu, penanaman pohon cemara udang di sepanjang pantai juga terus dilakukan sebagai langkah alami untuk memperkuat struktur pasir dan menahan laju abrasi.
Namun, Suryadi menegaskan bahwa upaya ini belum cukup tanpa dukungan anggaran yang memadai.
“Kalau membuat tembok laut seperti di luar negeri, biayanya sangat besar. Jadi belum mungkin dilakukan,” jelasnya.
Penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, tingkat abrasi di pesisir Kulon Progo menjadi yang paling parah di DIY.
Jarak antara bibir pantai dan permukiman yang dulunya mencapai 200 meter kini menyusut drastis menjadi sekitar 50 meter, terutama di kawasan Pantai Bugel hingga Pantai Trisik.
Belum lama ini, abrasi di Pantai Trisik, Kapanewon Galur, bahkan merusak empat bangunan milik warga pada Jumat 7 November 2025.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko, menjelaskan bahwa penyebab utama abrasi di wilayah tersebut adalah tingginya gelombang laut serta menurunnya suplai pasir dari Gunung Merapi akibat aktivitas pertambangan.
“Untuk saat ini kondisi Pantai Trisik sudah kembali aman,” tutur Aris.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran, masyarakat di pesisir Kulon Progo tetap diimbau untuk berpartisipasi aktif menjaga lingkungan pantai.
Langkah kecil seperti tidak menebang pohon pelindung dan ikut serta dalam penanaman cemara bisa membantu memperlambat abrasi yang kian mengancam.
