Oleh : Joanna Alexandra Putri )*
Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke beberapa negara baru-baru ini memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan fokus utama pada pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Tanah Air.
Melalui serangkaian pertemuan dengan pemimpin dunia dan pengusaha global, Presiden Prabowo berhasil menarik komitmen investasi miliaran dolar yang diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mempercepat pembangunan daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan. Kunjungan tersebut tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang menjanjikan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati, menyampaikan bahwa kunjungan luar negeri Presiden Prabowo merupakan langkah strategis dalam menarik perhatian investor global.
Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang terus berkembang, memiliki potensi besar untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan, diperlukan investasi besar-besaran.
Mengingat keterbatasan APBN, langkah Presiden Prabowo untuk menggandeng investor asing menjadi sangat krusial. Investasi tersebut diharapkan dapat mempercepat pembangunan dan mendukung pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia, bukan hanya terfokus pada kota-kota besar.
Saan Mustopa, Wakil Ketua DPR RI, menambahkan bahwa kunjungan Presiden Prabowo sangat dinantikan sebagai peluang untuk membawa pulang investasi dan bantuan strategis. Indonesia, dalam pandangannya, sangat membutuhkan dukungan investasi asing untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Keberhasilan Presiden Prabowo dalam mendatangkan investasi dari luar negeri dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global. Saan berharap, hasil dari kunjungan kerja ini akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia, dengan meningkatkan kesejahteraan dan menurunkan tingkat kemiskinan, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian khusus.
Keberhasilan kunjungan kerja Presiden Prabowo tidak hanya terkait dengan penggalangan investasi, tetapi juga dengan komitmen untuk distribusi yang adil ke seluruh wilayah. Presiden Prabowo menegaskan bahwa investasi yang berhasil diraih tidak hanya akan terfokus pada ibu kota atau kota-kota besar, tetapi juga akan disebar ke berbagai daerah.
Hal tersebut menjadi bagian dari langkah pemerintah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah yang selama ini menjadi tantangan besar. Program pembangunan yang berbasis pemerataan ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan daerah-daerah yang kurang berkembang, sekaligus menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengamat Politik Internasional Universitas Paramadina, Pipip A Rifai Hasan, menilai bahwa kunjungan Presiden Prabowo ke dua negara ekonomi terbesar dunia, Tiongkok dan Amerika Serikat, merupakan langkah strategis dalam membangun kerja sama ekonomi yang lebih erat.
Menurut Pipip, kunjungan tersebut mengirimkan sinyal kuat bahwa Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan kedua negara tersebut, dengan tujuan menciptakan manfaat bersama dalam bentuk investasi dan peningkatan perdagangan bilateral.
Tiongkok, sebagai mitra dagang utama Indonesia, berpotensi untuk memperluas perdagangan dan investasi di sektor-sektor yang mendukung pemerataan ekonomi, seperti infrastruktur, teknologi, dan energi terbarukan.
Pipip juga menekankan pentingnya kerja sama yang proporsional dengan Tiongkok. Kedua negara perlu memastikan bahwa hubungan ekonomi yang terjalin akan memberikan keuntungan yang setara, terutama bagi Indonesia.
Potensi peningkatan volume perdagangan dan investasi yang dibawa oleh kunjungan tersebut sangat besar, dan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Tiongkok berpotensi mengurangi angka kemiskinan, yang menjadi prioritas utama dalam pemerataan ekonomi.
Lebih jauh lagi, Pipip mengingatkan bahwa keberhasilan diplomasi luar negeri hanya dapat tercapai jika diimbangi dengan kebijakan domestik yang efektif. Pemerintahan Presiden Prabowo perlu fokus pada program-program yang dapat mempercepat pengurangan kesenjangan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.
Pipip juga menyoroti bahwa Indonesia harus terus menjaga posisi sebagai negara yang mendorong perdamaian dan stabilitas global. Pendekatan ini dapat memperkuat posisi Indonesia di mata dunia dan meningkatkan peluang untuk menarik lebih banyak investasi internasional.
Dengan langkah diplomasi yang solid tersebut, Indonesia tidak hanya berharap dapat menarik investasi besar, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Presiden Prabowo dan jajaran pemerintahannya berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap investasi yang datang dapat disalurkan dengan merata ke seluruh wilayah Indonesia, mempercepat pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kunjungan kerja ini membuka peluang besar untuk memperluas hubungan internasional, yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.
Pemerintah optimis bahwa dengan sinergi yang terjalin antara sektor publik dan swasta, Indonesia akan mampu mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Sebagai negara dengan potensi besar, Indonesia memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh di kancah global. Kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri menjadi bukti nyata bahwa Indonesia serius dalam mendorong pemerataan ekonomi dan memperkuat posisi ekonominya di dunia internasional.
)* Penulis adalah Kontributor Jeka Media Institute