Ini Harapan Nelayan soal Turunnya Produksi Ikan Tangkap yang Turun 80 Persen, Gegara Sampah Laut

Baca Juga

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Gunungkidul melaporkan bahwa produksi perikanan tangkap di seluruh pantai di Gunungkidul telah menurun hingga 80 persen dari jumlah tangkapan normal, disebabkan oleh keberadaan sampah plastik.

Rujimanto, Ketua HNSI Gunungkidul, menjelaskan bahwa sampah plastik yang berada di kedalaman 100 meter akan naik ke permukaan saat arus bawah laut kencang, kemudian tersangkut di jaring nelayan.

“Ikan-ikan tidak nyaman dengan sampah plastik dan mereka tidak akan bertahan lama di lautan Yogyakarta,” kata Rujimanto Minggu, 7 Juli.

Dia juga menyebutkan bahwa sampah plastik dapat memenuhi perahu jungkung nelayan yang memiliki panjang 10 meter, lebar 110 cm, dan ketinggian 70 cm.

Softex, pampers, serta kantung plastik dan sachet seringkali mengendap di dasar laut atau lumpur. Sampah plastik yang terbakar dan tersangkut di jaring sangat sulit untuk dilepaskan.

Lebih lanjut, Rujimanto menjelaskan bahwa ada dua habitat ikan, yaitu dasar laut/lumpur dan karang, dengan jumlah ikan di lumpur lebih banyak dibandingkan di karang.

“Kami berharap masyarakat dapat mengurangi penggunaan plastik saat berbelanja di warung,” katanya.

Meskipun menghadapi masalah sampah, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya membantu nelayan dalam meningkatkan produksi perikanan tangkap.

Beberapa upaya yang dilakukan DKP antara lain memfasilitasi pengajuan bantuan hibah armada kapal/perahu dan alat tangkap serta rumpon/rumah ikan melalui DKP DIY maupun Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Selain itu, DKP juga berupaya meningkatkan kompetensi dan keselamatan pelayaran melalui penyelenggaraan bimbingan teknis yang bekerja sama dengan DKP DIY dan KKP.

Pada tahun 2023, total produksi perikanan tangkap mencapai 4.166 ton dengan nilai produksi sebesar Rp81.700.429.000, dan biaya operasional melaut sebesar Rp7.173.200.000.

Jumlah produksi ini diperoleh dari tujuh tempat pelelangan ikan (TPI) yang aktif, yaitu Sadeng, Siung, Ngandong, Drini, Baron, Ngrenehan, dan Gesing. Mayoritas jenis ikan yang ditangkap meliputi Cakalang, Layur, Tongkol, dan Tuna.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Creative Hub AMANAH Siap Diresmikan Presiden Jokowi, Bakal Jadi Rumah Inovator Muda

ACEH – Tidak lama lagi, Gedung Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) yang merupakan sebuah Creative Hub Aceh,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini