BINDA DIY-PWI DIY Jaga Netralitas dan Antisipasi Kerawanan Pemilu di Yogyakarta

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) DIY terus menjalin kolaborasi dan sinergitas dengan seluruh stakeholder di DIY dalam membangun kesiapan untuk mendeteksi dan mencegah berbagai potensi ancaman serta gangguan pada tahapan Pemilu 2024. Salah satunya memperkuat kolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY untuk menangkal hoaks, hatespeech dan fake news.

Kepala Binda DIY, Brigjen TNI Rachmad Pudji Susetyo mengatakan, Binda DIY memproyeksikan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, di mana berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP), DIY masuk dalam kategori rawan sedang (peringkat 14 dari 21 provinsi rawan sedang).

Adapun dinamika yang terjadi pada masa kampanye di DIY di antaranya, kata Rachmad, seperti temuan perusakan APK, pemasangan APK tidak sesuai ketentuan, APK provokatif, dan pelaksanaan kampanye tidak sesuai ketentuan. Selain itu, isu politik dinasti yang masih menimbulkan resistensi dari berbagai kalangan, kontroversi putusan MK terkait batas umur, isu pemakzulan Jokowi, dan yang terbaru, pernyataan kontoversial Ade Armando terkait keistimewaan DIY yang menimbulkan reaksi.

“Pemilu demokratis, damai dan kondusif tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab penyelenggara Pemilu, melainkan menjadi komitmen bersama seluruh komponen. Binda DIY bersama seluruh stakeholder berkomitmen jaga netralitas untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang berintegritas,” terang Rachmad Pudji Susetyo saat berbincang dengan Ketua PWI DIY Hudono beserta jajaran pengurus PWI DIY di Resto Ingkung Grobog Yogyakarta, Selasa (19/12/2023).

Menurut Rachmad, pers sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan situasi yang kondusif di tengah masyarakat. Melalui produk pemberitaan yang sesuai kode etik jurnalistik, pers atau media mainstream menjadi rujukan masyarakat memperoleh informasi/berita yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, di tengah banyaknya informasi yang beredar di media sosial. “Saya sangat berharap pers jaga netralitas dan tidak partisan,” harapnya.

Ketua PWI DIY Hudono sependapat bahwa dalam menegakkan demokrasi, netralitas pers harus dijaga dan profesionalisme jurnalis musti ditegakkan. Apalagi Pemilu 2024 merupakan event yang sangat menentukan bagi Bangsa Indonesia. “Jadi tidak boleh main-main ini, media tidak boleh partisan, kita (pers) independen yang tidak bisa diintervensi atau dikooptasi oleh kekuasaan politik manapun. Netralitas pers harus betul-betul dijaga. Pers harus terus mengawal demokrasi ini sehingga akuntabel dan bisa tercapai demokrasi yang betul-betul diinginkan masyarakat,” katanya.

Menurut Hudono, media mainstream punya peran sangat strategis untuk meluruskan informasi yang bengkok (disinformasi). “Berita-berita yang simpang siur yang tidak jelas sumbernya yang ada di medsos itu, bisa disaring, kemudian rujukannya adalah media mainstream,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini