Ledakan di Jembatan Krimea Ancam Pasokan Bahan Bakar Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Sebuah ledakan menyebabkan runtuhnya sebagian jembatan yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan Rusia pada hari Sabtu, 08 Oktober 2022.

Runtuhnya jembatan tersebut menyebabkan rusaknya arteri pasokan utama bagi pasukan Kremlin yang berada di wilayah Ukraina Selatan.

Tiga orang dilaporkan tewas dalam insiden ledakan tersebut.

Putin segera memerintahkan komisi pemerintahan untuk memeriksa keadaan darurat jembatan Kerch di Krimea.

Ketua parlemen regional yang didukung Kremlin Krimea menuduh Ukraina sebagai tokoh dalam insiden ini,namun pihak Moskow tidak menuduh hal serupa.

Pejabat Ukraina telah berulang kali mengancam akan menyerang jembatan tersebut.

Pengeboman tersebut terjadi sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin berusia 70 tahun.

Insiden tersebut memberinya kenyataan yang memalukan yang bisa membawanya ke kondisi terburuk dalam perangnya di Ukraina.

Komite Anti-Terorisme Rusia mengatakan bahwa sebuah bom truk menyebabkan tujuh gerbong kereta api yang membawa bahan bakar terbakar.

Hal tersebut mengakibatkan keruntuhan bagi sebagian dari dua bagian jembatan.

Seorang pria dan wanita yang berkendara melintasi jembatan tersebut dinyatakan tewas.

Sampai saat ini, sumber ledakan masih belum jelas.

Jembatan tersebut merupakan akses yang penting dan strategis karena menghubungkan wilayah Krasnodar Rusia dengan Semenanjung Krimea.

Semenanjung Krimea memiliki nilai simbolis bagi Rusia dan merupakan kunci untuk mempertahankan militernya di Selatan Ukraina.

Jika jembatan tersebut tidak dapat dioperasikan, maka akan lebih sulit untuk mengangkut pasokan ke Krimea.

Kementerian Energi Rusia mengatakan, saat ini Krimea memiliki cadangan bahan bakar yang cukup untuk 15 hari.

Mereka menambahkan bahwa pihaknya sedang mencari cara untuk mengisi kembali stok bahan bakar mereka di kawasan tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini