Billar Tak Akui Banting Lesti, Polisi: Hasil Visum Sudah Buktikan Semua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pelaku KDRT yang merupakan suami dari Lesti Kejroa, Rizky Billar mangkir dalam pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.

Dirinya hanya diwakili oleh pengacaranya Adek Erfil Manurung.

Penasihat hukumnya mengatakan Rizky Billar membantah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan kliennya terhadap Lesti Kejora dengan cara membanting berkali-kali.

Tim kuasa hukum mengaku sudah melihat langsung rekaman CCTV dan tak ada adegan membanting.

“Jadi begini. Sebenernya kalau kata-kata banting-banting itu, itu tidak benar. Dibanting-banting berkali-kali tidak benar,” katanya.

Dia berdalih, yang terjadi antara Lesti dan Billar saat itu hanya adu argumen. Saat persoalan belum kelar, kliennya memilih pergi ke kamar mandi.
Namun, dikejar oleh Lesti Kejora. Tetapi ditepis Billar kemudian Lesti terjatuh. Bahkan katanya, tarikan Lesti sampai membuat kalung Billar putus.

“Saya tanya ke Rizky Billar, saya tanyakan ‘apakah benar itu kebanting-kebantinh’ oh tidak bang’ saya juga tanyakan ke dede, ke Lesti maksudnya. Lesti bilang bukan ‘dibanting’ tapi kebanting,” ujar Erfil.

Terkait luka-luka yang ada di tubuh Lesti mengacu foto beredar, Erfil memilih tak menjawab dengan alasan tidak mau mendahului penyidik.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan tak mau ambil pusing menanggapi pernyataan penasihat hukum Rizky Billar.

Menurut dia, penyidik berlandaskan alat bukti. Salah satunya terkait hasil Visum et repertum. Dia pastikan Billar tak bisa mengelak.

“Silakan aja membantah. Penyidik kan berdasarkan fakta hukum. Hasil visum sudah buktikan semua seperti itu. Nanti ada saksi kemudian ada bukti lain seperti CCTV dan keterangan ahli,” tegasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini