MATA INDONESIA, NEW ZEALAND – Sebuah kampanye kesehatan Selandia Baru yang dirancang untuk membantu mengekang hepatitis C, mendapat batu sandungan usai salah satu iklannya menunjukkan orang yang mengacungkan jari tengah. Hal tersebut dianggap terlalu ofensif ditayangkan sebagai salah satu iklan publik.
Menteri kesehatan asosiasi, Ayesha Verrall, meluncurkan kampanye ‘Tetap pada Hep C’, untuk meningkatkan kesadaran akan virus tersebut. Virus hepatitis C telah membunuh sekitar 200 warga Selandia Baru setiap tahun.
Kampanye tersebut mencakup video,poster, dan materi online yang menampilkan seorang aktor mengacungkan jari tengah ke orang lain sambil tersenyum.
Iklan tersebut kemudian menampilkan seorang aktor yang jari tengahnya ditusuk untuk tes darah. tes tersebut untuk menentukan apakah ia memiliki virus yang ditularkan melalui darah.
Namun Otoritas Standar Periklanan mengkalim bahwa iklan tersebut menggambarkan citra yang terlalu ofensif.
Melansir dari The Guardian, ia mengatakan “Gerakan itu sudah lama ditetapkan sebagai bahasa isyarat untuk serangkaian kata-kata kasar, kata pengadu. Itu tidak memiliki tempat di papan reklame atau di tempat yang dapat dilihat oleh anak-anak.”
Sementara dewan pengaduan setuju bahwa mereka yang menonton iklan cenderung memahami ada konteks ‘persetan’ dengan hep C melalui acungan jari tengah tersebut.
Namun orang yang tidak memahami konteks iklan hanya akan terfokus pada gerakan tangan.
Dewan pangaduan menganggap gerakan tersebut adalah gerakan yang paling ofensif yang dapat diberikan kepada orang lain. Gerakan ini selalu memiliki konotasi yang negatif. Adanya wajah tersenyum dari karakter di dalam iklan yang mengurangi niat agresif tersebut.