Publik Global Menganggap Cina Lebih Negatif Sejak Xi Jinping Menjabat, Berikut Penjelasannya!

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Opini bahwa Cina dan AS merupakan ekonomi yang maju saat ini telah berubah menjadi lebih negatif. Bagi Cina, sejak Presiden Xi Jinping menjabat pada tahun 2013 lalu, sikap global terhadap pemimpin Cina tersebut menjadi semakin negatif dalam beberapa tahun terakhir.

Data menggambarkan opini publik global tentang Cina dan Xi yang dirilis pada hari Rabu, 28 September 2022 menjelang kongres nasional ke-20 Partai Komunis China (CPC) bulan depan. Data tersebut berfokus pada lima topik, kekuatan dan pengaruh militer Cina, kebijakan hak asasi manusia, ekonomi, covid-19, dan orang-orang Cina.

Pandangan negatif Cina sudah meningkat di AS sebelum adanya pandemi, dan hal ini pun berlaku di negara lain. Negara-negara tersebut antara lain Korea Selatan, Jepang, dan Australia.

Pandangan global yang tidak menguntungkan terhadap Cina terjadi di tengah kekhawatiran tentang kebijakan Beijing tentang hak asasi manusia, kekuatan militernya, dan faktor ekonomi seperti perdagangan.

Xi secara luas diperkirakan akan didukung untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden kongres nasional ke-20 CPC pada bulan Oktober, memperkuat cengkramannya yang sudah kuat terhadap kekuasaan di Cina.

Kekhawatiran yang meluas tetap ada pada militer Cina. Persepsi global menganggap bahwa Cina tidak menghormati hak asasi manusia. Pada survei tahun 2022, sebanyak 19 negara mengatakan bahwa pengaruh Cina di seluruh dunia ini semakin kuat. Negara dengan persepsi tersebut antara lain Australia, Italia, Israel, Yunani, dan Belanda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini