MATA INDONESIA, PARIS – Pemerintah Prancis saat ini kesulitan menghadapi lonjakan biaya gas dan listrik. Beberapa bisnis akhirnya tutup di tengah kekhawatiran penjatahan dan pemadaman listrik bergilir.
Kota-kota di Prancis mematikan lampu jalan dan penerangan luar lainnya untuk menekan pengeluaran akibat penggunaan listrik. Bahkan beberapa sekolah di Prancis mulai memanaskan ruang kelas dengan membakar kayu untuk menghemat listrik.
Sejak Rusia memperketat pasokan energinya, Prancis mulai melakukan konservasi energi terbesarnya sejak krisis minyak tahun 1970-an.
Presiden Emmanuel Macron menyerukan Prancis untuk mempersiapkan era baru energi untuk menghadapi ancaman musim dingin yang keras. Hal tersebut ia lakukan sambil meyakinkan sektor rumah tangga dan bisnis bahwa pemerintah mampu untuk melindungi mereka.
Melansir dari The New York Times, Macron menyatakan bahwa Prancis saat ini telah mencapai titik kritis.
Pemerintah mulai menyerukan sektor bisnis dan individu untuk melakukan konservasi energi. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah penghentian penggunaan mobil, mematikan lampu di malam hari, serta hal-hal lainnya untuk menghadapi risiko pemadaman bergilir.
Pemerintah telah menghabiskan lebih dari 26 miliar Euro sejak berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina untuk menjaga tagihan listrik tetap terjangkau. Pemerintah juga mengumumkan bahwa batas tagihan listrik rumah tangga akan diperpanjang hingga akhir tahun.
Langkah alternatif lainnya adalah dengan nasionalisasi ulang penyedia energi yang telah membantu Prancis menjadi salah satu negara dengan tingkat inflasi terendah di Eropa.
Inflasi Prancis berada di angka 6,5 persen. Sedangkan tingkat zona euro keseluruhan hingga Agustus lalu berada di angka 9,1 persen.
Namun adanya biaya makanan dan bahan bakar yang masih tinggi, Perdana Menteri Lisabeth Borne meminta para pelaku bisnis untuk melakukan penghematan energi negara dengan cepat.
Pemerintah meminta perusahaan memotong penggunaan energi mereka sebesar 10 persen untuk menghadapi penjatahan listrik dan gas di waktu yang akan datang.