MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari ini, harga telur ayam ras seluruh provinsi Indonesia naik menjadi Rp31.000 per kg atau naik sekitar 0,49 persen.
Sedangkan untuk wilayah DKI Jakarta harga telur ayam ras naik sekitar 1,62 persen atau Rp31.350 per kg. Harga yang saat ini berlaku di pasaran jauh lebih tinggi dari harga normal dan merupakan tertinggi sepanjang sejarah.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Luckman menyebut bahwa kenaikan harga telur ayam ras disebabkan biaya yang dibebankan terhadap unit produksi atau peternak yang cukup mahal.
Kondisi ini membuat para peternak kecil tidak mempunyai daya tahan untuk bertahan dengan harga telur yang murah.
Adhi menjelaskan, telur merupakan bahan baku yang harus selalu fresh product. Karena biaya yang dibebankan cukup tinggi, maka para peternak membutuhkan banyak modal. Sehingga mau tidak mau mereka harus menaikan harga telur.
“Mereka kalau tidak naik, tidak punya modal untuk membeli lagi,” jelas Adhi.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga telur ini merupakan harga tertinggi dalam sejarah di 5 tahun terakhir.
“Kami berharap agar persoalan di lapangan seperti persoalan pangan, petelur, persoalan distribusi menjadi persoalan yang fokus harus diselesaikan bukan lari dari persoalan,” katanya.
Pihaknya meminta kepada Kementerian Perdagangan agar melakukan upaya-upaya lanjutan tidak hanya ber-statement yang justru akan membuat kegaduhan.
Upaya yang dimaksud adalah mengumpulkan peternak-peternak besar atau petelur-petelur besar dalam rangka mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan bukan justru menyampaikan bahwa supply berlebih dan kita tidak boleh ribut.
“Telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya jika tinggi harganya maka jadi masalah. Kami harapkan bisa menyelesaikan persoalan telur dalam waktu sesingkat-singkatnya,” kata dia.