MATA INDONESIA, KOLOMBO – Krisis Sri Lanka sepertinya akan semakin panjang.
Kerabat dan sekutu keluarga Rajapaksa, Dinesh Gunawardena menjadi perdana menteri baru Sri Lanka. Pelantikan Gunawardena hanya beberapa jam setelah tentara dan polisi membersihkan lokasi protes anti-pemerintah di Kolombo.
Gunawardena, seorang anggota veteran Front Rakyat Sri Lanka yang berkuasa dan sekutu keluarga politik Rajapaksa, mengambil sumpah jabatan, pada Jumat 22 Juli 2022 di hadapan Presiden Ranil Wickremesinghe. Sebelumnya Wickremesinghe adalah perdana menteri.
Gunawardena dan Wickremesinghe adalah teman sekolah dan teman sejak usia tiga tahun. Keduanya berasal dari keluarga elite di Srilanka. Namun, mereka berdua memimpin partai politik yang secara diametris bertentangan secara ideologis.
Wickremesinghe, 73, adalah juara pasar bebas dan politisi pro-Barat. Sementara Gunawardena, 73, adalah seorang nasionalis Sinhala yang percaya pada sosialisme dan menginginkan kontrol negara yang lebih besar atas ekonomi.
Pelantikan kabinet baru tersebut berbarengan dengan penunjukan Gunawardena. Petugas keamanan menjaga ketat kantor perdana menteri selama upacara pelantikan.
“Gunawardena, adalah bagian dari koalisi Rajapaska yang berkuasa. Jadi tidak ada wajah baru dalam politik Sri Lanka sama sekali,” kata Step Vaessen dari Al Jazeera, melaporkan dari Kolombo.
Menurut Al Jazeera tidak ada bukti janji presiden untuk membawa wajah-wajah baru dan menggabungkan partai yang berkuasa dengan oposisi.
Warga Sri Lanka telah turun ke jalan selama berbulan-bulan menuntut pemimpin mereka mengundurkan diri karena krisis ekonomi yang membuat negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu kekurangan barang-barang penting seperti obat-obatan, makanan, dan bahan bakar.
Protes memaksa mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur ke luar negeri. Keluarganya telah memerintah Sri Lanka untuk sebagian besar dari 20 tahun terakhir bersama keluarga-keluarga elite lainnya.
Kemarahan publik atas krisis ekonomi memaksa beberapa anggota keluarga untuk meninggalkan jabatan kementerian di awal krisis.